14 Agustus 2025

Berhenti Menyiksa Diri dengan Pikiran Berlebihan — Saatnya Hidup Tenang dan Penuh Keyakinan

Dari Pikiran yang Kusut, Menuju Hati yang Tenteram

Bismillah…
Pernahkah kita merasa lelah, bukan karena tubuh, tetapi karena pikiran yang tak pernah diam? Kita memutar ulang masa lalu yang tak bisa diubah, atau sibuk membayangkan masa depan yang belum tentu terjadi. Hati terasa sesak, langkah pun berat.

Inilah overthinking — pencuri ketenangan yang bekerja diam-diam, namun mampu melumpuhkan semangat. Jika dibiarkan, ia bukan hanya menggerogoti produktivitas, tetapi juga perlahan mengikis iman.

Hari ini, saatnya kita berkata: cukup!
Lepaskan beban pikiran itu, dan rasakan kembali nikmatnya hati yang ringan. Karena hidup yang penuh keyakinan hanya dimulai ketika kita berani menyerahkan semua urusan kepada Allah, bukan kepada kekhawatiran.

THE NEW ME – Mempelajari Hal Baru, Membentuk Diri yang Baru

Alhamdulillah, di pertemuan ke-8 Inner Game Life Coach Academy, kami membahas topik yang sangat relevan: Releasing Overthinking – melepaskan beban pikiran yang berlebihan.

Sebagai seorang Sifillah yang terus belajar, saya percaya setiap kali kita mempelajari hal baru, kita sebenarnya sedang membentuk diri yang baru. Saat kita menguasainya, kita tak lagi menjadi orang yang sama. Kita melangkah dengan hati yang lebih lapang, pikiran yang lebih jernih, dan jiwa yang lebih siap menerima takdir dengan tenang.

Mengapa Overthinking Perlu Dilepaskan?

Overthinking ibarat ransel yang penuh batu — semakin lama dibawa, semakin menghambat langkah.

  • Produktivitas menurun: Fokus terpecah, pekerjaan tertunda.

  • Kesehatan mental & fisik terganggu: Stres, sulit tidur, bahkan memengaruhi kesehatan tubuh.

  • Ketenangan iman terganggu: Pikiran tak terkendali menjauhkan kita dari rasa tawakal dan syukur.

Bagi seorang yang akan berangkat umrah, overthinking sering berwujud kekhawatiran berlebih:

“Bagaimana nanti di bandara?”
“Kalau dokumen belum lengkap bagaimana?”
“Apakah saya mampu menjalankan ibadah dengan sempurna?”

Padahal, larut dalam kekhawatiran hanya akan membuat langkah berat. Yang kita butuhkan adalah keyakinan bahwa Allah selalu bersama kita di setiap perjalanan.

Dimensi Waktu dalam Overthinking

  1. Masa Lalu – Memutar ulang penyesalan atau berandai-andai “seandainya”.

  2. Masa Depan – Membayangkan “bagaimana jika” yang sering di luar kendali kita.

Kunci keluar dari jerat ini: fokus pada apa yang bisa kita kendalikan, serahkan sisanya pada Allah.

Antidote untuk Overthinking

  1. Dzikrullah (Hablumminallah)
    QS. Ar-Ra’d:28: "Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
    Saat hati sibuk dengan zikir, overthinking mulai kehilangan kekuatannya.

  2. Social Connection (Hablumminannas)
    Terhubung dengan sahabat shalihah, guru, atau komunitas positif dapat mengurai simpul pikiran yang kusut.

  3. Self Connection (Hablumminafs)
    Dengan metode SAJDAH, kita mengembalikan kendali pada hati dan pikiran.

Metode SAJDAH untuk Melepaskan Overthinking

SSadar: Kenali pemicu pikiran berlebihan.
AAccept: Terima keberadaan pikiran tanpa larut di dalamnya.
JJeda: Tahan respon, beri waktu untuk bernapas.
DDialihkan: Lakukan aktivitas positif seperti membaca Al-Qur’an, dzikir, atau sedekah.
AAmbil Pilihan: Berani memilih untuk melepaskan.
HHadapkan Hati kepada Allah: Serahkan semua urusan kepada-Nya.

Bayangkan seorang muslimah di depan Ka’bah. Dia tidak lagi memikirkan kekhawatiran perjalanan atau penyesalan masa lalu. Di hadapan Baitullah, hanya ada dirinya dan Rabb-nya. Hatinya penuh doa, lisannya basah dengan zikir, pikirannya tenang. Itulah puncak “releasing overthinking” – ketika kita menyerahkannya kepada Allah.

Latihan Praktis

  • Mindfulness: Saat pikiran mulai sibuk, tanyakan:

    Apakah ini di bawah kendali saya?

  • Jurnal Pikiran: Tuliskan, lalu evaluasi.

  • Sedona Method: Tanyakan pada diri sendiri:

    Apakah saya bersedia melepaskan ini sekarang?

  • Perbanyak Dzikir & Shalat: Di situlah sumber ketenangan sejati.


Penutup – Ajakan untuk Memulai Perubahan

Kita semua punya potensi untuk menjadi The New Me – versi diri yang lebih tenang, fokus, dan berserah diri pada Allah.

Jika Anda sedang menapaki perjalanan spiritual, entah itu umrah, haji, atau sekadar perjalanan memperbaiki diri, mulailah dari sini: lepaskan overthinking, genggam keyakinan.

🌿 Hari ini, pilihlah untuk melepaskan beban pikiran.
Karena semakin ringan beban di hati, semakin lapang langkah menuju tujuan.

💌 Jika materi ini menyentuh hati Anda, mari terus belajar bersama di Satu Hati – THE NEW ME. Ikuti seri Inner Game berikutnya dan mulai perjalanan pembaruan diri Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berhenti Menyiksa Diri dengan Pikiran Berlebihan — Saatnya Hidup Tenang dan Penuh Keyakinan

Dari Pikiran yang Kusut, Menuju Hati yang Tenteram Bismillah… Pernahkah kita merasa lelah, bukan karena tubuh, tetapi karena pikiran yang ...

Popular Posts