Sabtu Pagi , ditengah suasana weekend bersama keluarga. Alhamdulillah menyempatkan hadir di sebuah ruang virtual zoom yang hangat, ratusan muslimah berkumpul untuk menyelami makna dari satu ayat yang sangat indah—QS Ibrahim: 24. Ustadzah Nusaibah Azzahra memulai sesi "Qur'an Diving" dengan tajuk: Rooted in Faith. Sebuah tema yang sederhana, namun dalam maknanya.
"Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik: akarnya menghujam kuat, dan cabangnya menjulang ke langit?" (QS Ibrahim: 24)
Akar yang Menghunjam: Keimanan Sejati
Di tengah arus informasi yang deras dan godaan zaman yang tak ada habisnya, banyak dari kita mulai goyah. Kadang bukan karena tidak percaya, tapi karena tidak paham. Kita tahu Islam itu benar, tapi belum sempat membangun pondasi yang dalam.
Makanya, ayat ini datang bukan hanya sebagai teori. Ia datang sebagai cermin. Sudahkah keimanan kita punya akar? Atau masih sekadar tempelan?
Ustadzah Nusaibah menyampaikan, para mufassir sepakat: kalimat thayyibah yang dimaksud dalam ayat ini adalah Laa ilaaha illallah. Kalimat yang seharusnya menancap kuat, menghidupi hati, dan menumbuhkan amal. Seperti pohon kurma yang seluruh bagiannya bermanfaat—begitulah seharusnya orang beriman.
Menjulang ke Langit: Amal Saleh yang Naik
Akar keimanan tak bisa berdiri sendiri. Ia harus menjulang dalam bentuk amal. Seperti cabang pohon yang tumbuh ke langit, menjauh dari tanah, mencari cahaya. Itulah gambaran amal saleh yang diterima Allah—bersih, tulus, dan konsisten.
Cabang keimanan itu banyak:
Zikir yang terus hidup di lisan
Kasih sayang pada sesama
Memaafkan
Menjaga lisan dari kata sia-sia
Konsisten dalam kebaikan
Dan semuanya, hanya bisa tumbuh jika akarnya kuat.
Berbuah Setiap Waktu: Kebermanfaatan Sepanjang Masa
Pohon iman tidak menunggu musim untuk berbuah. Ia terus memberi. Siang dan malam. Dalam sehat dan sakit. Dalam sempit maupun lapang. Ia tahu, buahnya bukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk orang-orang di sekitarnya.
Begitu juga kita. Muslimah yang beriman bukan yang sempurna. Tapi yang tetap bertumbuh. Tetap memberi. Karena sadar bahwa keberkahan hidup bukan terletak pada apa yang dimiliki, tapi pada apa yang bisa kita bagikan.
Hindari Menjadi Pohon yang Tercabut
Allah pun memberi perumpamaan sebaliknya. Kalimat yang buruk seperti pohon yang tercabut dari permukaan tanah. Tak ada akar. Tak memberi buah. Tak ada manfaat. Dan akhirnya... hilang begitu saja.
Maka waspadalah:
Jangan biarkan riya dan ujub merusak akar iman
Jangan biarkan syirik kecil tumbuh dalam hati
Jauhi lingkungan yang mencabut iman secara perlahan
Latihan Reflektif untuk Sifillah
π± Bayangkan dirimu adalah pohon.
Bagaimana kondisi akar imanmu hari ini? Dalam atau dangkal?
Cabang amalmu, apakah sudah menjulang atau masih kerdil?
Buah apa yang ingin kamu hasilkan dan bagi kepada sesama?
✨ Ingatlah, setiap pohon yang kuat pasti punya akar yang tersembunyi di dalam tanah. Begitu pula iman. Tidak selalu tampak, tapi harus terasa.
Panggilan Aksi untuk Sifillah: Wujudkan Iman dalam Aksi Nyata
πΏ Bagi Diri Sendiri
Luangkan waktu untuk tadabbur satu ayat setiap hari
Amalkan dzikir pagi dan petang secara konsisten
Muhasabah diri sebelum tidur: adakah hari ini berbuah kebaikan?
π‘ Bagi Keluarga
Ajak keluarga ikut kajian atau tilawah bersama
Beri pelukan dan kalimat afirmasi yang menyemangati
Bangun kebiasaan saling mengingatkan dalam kebaikan
π€ Bagi Komunitas
Bagikan insight ini di grup muslimahmu
Jadilah bagian dari gerakan dakwah Qur’an: bantu satu hati belajar dengan infak terbaikmu
Jadilah teladan akhlak dan penyambung semangat bagi sesama
Jalan Bertumbuh Bersama Al-Qur'an
Yuk, terus perkuat akar keimanan kita melalui tadabbur dan pembelajaran Qur’an yang berkesinambungan. Jika hatimu merasa tercerahkan, bantu yang lain ikut merasakannya.
π KLIK DISINI INFAK DAKWAH QURANDIVE = Bayarin orang belajar Qur’an π Rekamannya GRATIS dan pahalanya mengalir! π
Semoga kita semua menjadi pohon yang kokoh, yang akarnya di bumi... tapi cabangnya menjulang ke surga. Aamiin.
"Mempelajari hal baru sejatinya membentuk diri yang baru. Saat kita menguasainya, kita tak lagi menjadi orang yang sama."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar