20 Juni 2025

Menemukan Tenang dalam Keriuhan: Seni Jeda di Tengah Dunia yang Bising

Pernahkah kita merasa dunia terlalu bising, terlalu cepat, dan terlalu penuh tuntutan? Kita mungkin berpikir, solusi terbaik adalah melarikan diri: staycation, healing, atau sekadar menjauh. Tapi, mengapa setelah semua itu… tetap saja hati terasa sesak?

Di sinilah pentingnya memahami konsep ketenangan secara utuh. Dalam seri Road to Inner Game Life Coach Academy, Coach Sonny Abi Kim memperkenalkan kita pada 5 konsep fundamental:

  1. Peace – kondisi batin yang utuh setelah berdamai dengan konflik diri.

  2. Tranquility – keheningan batin setelah meredam kebisingan luar.

  3. Calmness – kemampuan menjaga kendali saat situasi menekan.

  4. Stillness – keheningan mendalam dalam momen jeda penuh makna.

  5. Serenity – ketenangan sejati sebagai buah dari integrasi spiritual.


18 Juni 2025

Rahasia Tenang di Tengah Kesulitan: Tranquility yang Membumi

Pernahkah kamu merasa ingin melarikan diri dari hiruk-pikuk dunia, berharap menemukan sebentar saja ruang untuk bernapas? Sejenak menepi dari tumpukan tugas, rapat tak berujung, dan tekanan hidup yang menghimpit dari segala sisi?

Dalam episode Road to Inner Game Life Coach Academy, kita menyelami salah satu dari lima konsep ketenangan: Tranquility—keadaan tenang yang muncul saat kebisingan luar mulai mereda, dan suara hati kembali terdengar.

Healing yang Salah Kaprah

Seperti Rina, seorang manajer pemasaran, yang kerap merasa lelah secara emosional. Ia memutuskan mengambil cuti dan berlibur ke tempat sunyi, berharap healing bisa menenangkan pikirannya. Tapi sepulang dari sana, stresnya kembali datang. Mengapa? Karena banyak dari kita mengira ketenangan bisa dibeli dengan suasana. Padahal, tranquility sejati tak cukup hanya datang dari luar.

Healing bukan sekadar jalan-jalan. Ia adalah perjalanan pulang ke dalam diri. Villa yang hening hanyalah alat bantu. Jika hati tetap gaduh, semua tempat sunyi pun tak akan menenangkan.

Tranquility Bukan Pelarian


12 Juni 2025

Tenang di Dunia yang Sibuk – Belajar dari Inner Game Life Coach Academy

Saat Dunia Sibuk, Mampukah Hatimu Tenang?

Refleksi dari Seri Webinar Road to Inner Game Life Coach Academy bersama Coach Sonny Abi Kim

Ada masa ketika semuanya terasa terlalu cepat. Dunia berlari, kita pun ikut berlari, bahkan kadang tanpa tahu ke mana. Deadline, target, anak-anak, macet, cicilan, sampai notifikasi yang tak berhenti berdenting. Lelah. Tapi bukan sekadar lelah fisik—melainkan lelah jiwa.

Saya pernah berada di fase itu. Sampai satu pertanyaan muncul: Apakah mungkin tetap tenang, di dunia yang terus sibuk ini?

Lalu saya menemukan jawabannya, bukan di tempat sunyi, tapi justru di tengah sesi webinar Road to Inner Game Life Coach Academy, saat Coach Sonny Abi Kim membedah konsep "Tenang di Dunia yang Sibuk", terinspirasi dari pemikiran Dr. Zain Permana.

Mengapa Kita Perlu Tenang?

10 Juni 2025

Menjadi Pencerah Jiwa: Misi Hidup yang Dimulai dari Dalam | Webinar Road to Inner Game - Life Coach Academy

Awal Mula Semua Ini

Pernahkah kamu duduk diam di tengah keramaian, tapi merasa seperti tenggelam dalam kesunyian? Di antara tawa yang ramai dan sorotan pencapaian orang-orang, justru kamu merasa kosong, lelah, dan tak tahu harus bicara pada siapa?

Aku pernah.

Dan aku tahu, aku tidak sendiri.

Kita hidup di dunia yang terang-benderang oleh teknologi dan kecerdasan buatan. Namun di balik layar yang menyala, banyak jiwa merintih dalam sunyi. Dunia tidak sedang kekurangan orang pintar—dunia sedang kekurangan pencerah jiwa.

Webinar “Menjadi Pencerah Jiwa” dari Inner Game Life Coach Academy membawa satu pesan penting: jika ingin memperbaiki dunia, kita harus mulai dari dalam. Bukan dari argumen, bukan dari logika. Tapi dari hati yang bersih dan jiwa yang jernih. Dan The only way out is… in.

09 Juni 2025

MOVE UP! Meninggalkan Zona Nyaman, Menjemput Keberkahan dan Level Baru Kehidupan

MOVE UP! Meninggalkan Zona Nyaman, Menjemput Keberkahan dan Level Baru Kehidupan

“Mempelajari Hal Baru Sejatinya Membentuk Diri yang Baru. Saat Kita Menguasainya, Kita Tak Lagi Menjadi Orang yang Sama.”

Kalimat ini bukan sekadar motivasi kosong. Ini adalah fondasi bagi siapa pun yang ingin melangkah dari hidup yang stagnan menuju kehidupan yang produktif, berkualitas, dan berorientasi akhirat.

Webinar MOVE UP! yang baru saja kami ikuti bersama Ustadz Rezha Rendy membongkar tuntas alasan mengapa banyak orang terjebak dalam hidup yang "gitu-gitu aja", serta bagaimana cara keluar dan naik kelas—not just move on, but move UP!

Kenapa Harus Move UP, Bukan Sekadar Move On?

Dalam hidup, kita sering diajak untuk move on—meninggalkan masa lalu. Tapi move on hanya berarti berpindah situasi. Move up lebih dari itu: naik ke level yang lebih tinggi, berkembang secara lahir dan batin.

🔸 Move on = Pindah ke situasi baru.
🔸 Move up = Pindah dan bertumbuh. Level up!

Kita tidak cukup hanya selamat dari masalah. Kita juga harus tumbuh dari masalah itu. Itulah growth zone, bukan sekadar comfort zone.

07 Juni 2025

Humble Ambition: Berambisi Menggapai Cinta Ilahi | The Richness of the Soul

 

"The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why."

—Mark Twain

Ketika kita mempelajari hal baru dengan sungguh-sungguh, sejatinya kita sedang membentuk diri yang baru. Pengetahuan bukan sekadar menambah informasi, tetapi menjadi pintu untuk transformasi diri. Dalam refleksi hari ini bersama Coach Sonny Abi Kim di Kajian The Richness of the Soul, kami menyelami makna ambisi — bukan sebagai sesuatu yang kotor, tapi justru sebagai bahan bakar menuju cinta Ilahi.


Antara Ambisi dan Zuhud: Musuh atau Kawan?

Dalam banyak pandangan, kata ambisi sering diasosiasikan dengan keserakahan dan duniawi. Apalagi ketika dikaitkan dengan konsep zuhud — hidup sederhana dan menjauh dari dunia. Namun, sesungguhnya ambisi bukanlah musuh dari zuhud. Ambisi hanya menjadi negatif ketika ia dipandu oleh ego, bukan oleh visi Ilahi.

Zuhud bukan berarti anti-ambisi. Justru orang zuhud memiliki ambisi besar — bukan untuk dunia, tapi untuk berkontribusi. Bukan untuk dikagumi manusia, tetapi untuk meraih ridha Allah.

04 Juni 2025

Produktif dengan Semangat Kontribusi |The Richness of the Soul – Spirit of Contribution

Produktif dengan Semangat Kontribusi

Pagi itu saya kembali diingatkan tentang mengapa kita hidup, saat mengikuti kajian The Richness of The Soul bersama Ustadz Dedy Irawan, Ketua Yayasan WPI.

Sebuah refleksi mendalam menghantarkan pada satu pertanyaan krusial:
Apakah keberadaan kita di dunia sudah sesuai dengan tujuan penciptaan?

Allah berfirman:
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja).”
(QS. Adz-Dzaariyaat: 56)

1. Saat Dunia Tak Lagi Cukup

Banyak dari kita bangun pagi dengan rutinitas yang sama, namun lupa mensyukuri hal paling mendasar: masih diberi kesempatan untuk sujud kepada-Nya.

Kita mungkin bisa menggenggam dunia, tapi tetap merasa hampa.
Karena ternyata, dunia tak akan pernah cukup bila Allah tidak hadir dalam hati.

Lihatlah, di tengah pencapaian dan popularitas, banyak yang tetap merasa kosong—bahkan memilih jalan mengakhiri hidup.
Kenapa? Karena mereka kehilangan arah. Hilang makna. Hilang Tuhan.

Sadar Cinta – Membagi Cinta dengan Indah

Dalam kajian ke-10 Mentorship Lapang Dada, kita diajak untuk menyelami hakikat cinta sebagai energi pengubah dalam kehidupan. Tema “Membagi Cinta dengan Indah” bukan sekadar seruan emosional, melainkan ajakan sadar untuk menanamkan cinta sebagai napas dari seluruh interaksi dan sikap batin kita.

Kilas Balik: Jalan Menuju Pencerahan

Dalam pertemuan sebelumnya, kita membahas ciri-ciri orang yang tercerahkan, yang pada puncaknya adalah lapang dada. Sebuah kondisi batin yang jernih, terbuka, dan damai. Ada empat tanda utama dari pencerahan tersebut:

  1. Sense of IntensityMenemukan Rasa.
    Saat jiwa mulai terbuka, kita jadi lebih mudah tergetar, lebih peka. Airmata menjadi teman setia. Seiring usia, seharusnya kita makin melembut, bukan mengeras. Pernahkah Anda melihat orang tua yang mudah menangis saat mendengar kisah menyentuh? Itulah tanda bahwa hatinya telah peka oleh pengalaman, bukan keras oleh ego.

  2. Feeling of ClarityMenemukan Kejelasan Hikmah.
    Orang yang tercerahkan memiliki kepercayaan penuh bahwa semua yang terjadi memiliki hikmah. Kejelasan ini bukan dari logika semata, tapi dari kepercayaan batin yang mendalam.

  3. Feeling of SurrenderBerserah dengan Indah.
    Bukan pasrah dalam arti menyerah, tapi menyerahkan diri kepada kehendak Allah dengan percaya bahwa segala sesuatu dalam kendali-Nya. Ini adalah puncak kendali diri—mengelola yang bisa kita kendalikan, dan merelakan sisanya kepada Yang Maha Tahu.

  4. Sense of Unity & ConnectednessPerasaan Terhubung.
    Iman yang utuh tak lepas dari rasa peduli terhadap sesama. Orang yang tercerahkan mudah berempati, memberi tanpa pamrih, dan memaafkan dari hati.

01 Juni 2025

The Real Glow Up: Tetap Menyala Meski Tak Terlihat

Pernahkah kamu merasa bahwa sinarmu tak cukup terang untuk dunia ini?

Kita hidup di zaman yang sibuk mengejar cahaya terang. Banyak dari kita berlomba-lomba untuk tampil cantik, memesona, viral, dan bersinar di mata manusia. Namun, dalam kajian pagi tadi bersama Ustadzah Nuzaibah Azzahra, aku tersentak oleh satu kalimat:

“Bukan seberapa terang kamu bersinar, tapi apakah kamu tetap menyala, bahkan saat tak ada yang melihat? Tak bersinar terang, tapi tak pernah padam.”

Inilah yang disebut The Real Glow Up. Bukan tentang menjadi pusat perhatian, tapi tentang bagaimana cahaya iman tetap menyala meski tak disorot siapa-siapa.

Kita Tak Lagi Sama Saat Ilmu Mengubah Kita

Sebagai muslimah, saat kita mempelajari hal baru dalam hidup, kita sejatinya sedang membentuk diri yang baru pula. Maka, ketika kita benar-benar menguasai ilmu tersebut dan mengikatnya dalam amal, kita tak lagi menjadi orang yang sama seperti sebelumnya. Kita berubah. Kita bertumbuh. Kita glow up.

Dan bukan sekadar glow up biasa. Tapi glow up yang Qur’ani, yang merawat iman dan menjaga nyala ruhani.

Menemukan Tenang dalam Keriuhan: Seni Jeda di Tengah Dunia yang Bising

Pernahkah kita merasa dunia terlalu bising, terlalu cepat, dan terlalu penuh tuntutan? Kita mungkin berpikir, solusi terbaik adalah melarika...

Popular Posts