MOVE UP! Meninggalkan Zona Nyaman, Menjemput Keberkahan dan Level Baru Kehidupan
“Mempelajari Hal Baru Sejatinya Membentuk Diri yang Baru. Saat Kita Menguasainya, Kita Tak Lagi Menjadi Orang yang Sama.”
Kalimat ini bukan sekadar motivasi kosong. Ini adalah fondasi bagi siapa pun yang ingin melangkah dari hidup yang stagnan menuju kehidupan yang produktif, berkualitas, dan berorientasi akhirat.
Webinar MOVE UP! yang baru saja kami ikuti bersama Ustadz Rezha Rendy membongkar tuntas alasan mengapa banyak orang terjebak dalam hidup yang "gitu-gitu aja", serta bagaimana cara keluar dan naik kelas—not just move on, but move UP!
Kenapa Harus Move UP, Bukan Sekadar Move On?
Dalam hidup, kita sering diajak untuk move on—meninggalkan masa lalu. Tapi move on hanya berarti berpindah situasi. Move up lebih dari itu: naik ke level yang lebih tinggi, berkembang secara lahir dan batin.
πΈ Move on = Pindah ke situasi baru.
πΈ Move up = Pindah dan bertumbuh. Level up!
Kita tidak cukup hanya selamat dari masalah. Kita juga harus tumbuh dari masalah itu. Itulah growth zone, bukan sekadar comfort zone.
Zona Nyaman: Musuh Tersembunyi yang Membuat Kita Stagnan
Dalam ilmu psikologi, ada istilah Status Quo Bias—kecenderungan kita untuk mempertahankan keadaan seperti sekarang, bahkan saat perubahan akan membawa kebaikan. Ini musuh besar pertumbuhan.
“Perlawanan dari dalam dirimu akan melakukan apa saja untuk menahanmu tetap di zona nyaman. Ia akan berbohong, menggoda, membujuk, dan menakut-nakuti.”
—Steven Pressfield
Untuk melawannya, kita butuh metode S.I.B.U.K:
-
Sadari
-
Investigasi / Evaluasi
-
Bertahap
-
UKur kemajuan
Mengapa Hidup Kita Gak Produktif?
Banyak dari kita mengalami:
-
Semangat naik-turun
-
Niat produktif, tapi malah rebahan
-
Karir mandek, ibadah datar
-
Bingung, “Hidupku ini mau ke mana?”
Ini bukan cuma masalah manajemen waktu. Ini soal fondasi: Apakah hidup kita sudah dipandu oleh Al-Qur’an?
Qur’an: Lautan Petunjuk, Bukan Sekadar Pelengkap Sholat
Allah menurunkan Qur’an bukan hanya untuk dibaca saat Ramadhan atau dimasukkan dalam ayat-ayat ibadah ritual. Tapi sebagai pedoman hidup seutuhnya.
“Qur’an itu lengkap. Cara berpikir, mendidik anak, berdiet sehat, berinteraksi di medsos—semuanya ada.”
QS. Hud: 48 menceritakan bagaimana Nabi Nuh turun dari bahtera, membangun kehidupan baru yang diberkahi. Pesannya jelas:
π Jangan hanya ingin selamat, tapi juga berkah.
π Jangan berhenti di kenyamanan, tapi terus naik level.
π Bangun hidup baru yang dipimpin oleh wahyu.
Kapan Terakhir Kali Kamu Naik Level?
Kita semua sedang dalam perjalanan. Tapi apakah perjalanan kita menuju greatness atau hanya melingkar dalam zona aman?
Waktunya untuk menyelam dalam lautan Al-Qur’an. Waktunya Move UP! — bukan hanya secara karir, tapi juga secara spiritual.
Self-Assessment Mini: Apakah Kamu Siap Naik Level?
Pilih jawaban paling menggambarkan diri kamu:
-
Jika dapat tugas baru, kamu...
-
Takut & menolak
-
Khawatir
-
Terima sebagai tantangan
-
Antusias!
-
-
Jika dikritik, kamu...
-
Tersinggung
-
Sedih
-
Evaluasi diri
-
Cari kritik untuk tumbuh
-
-
Jika ada masalah...
-
Hindari
-
Takut gagal
-
Cari solusi
-
Yakin ini bagian pertumbuhan
-
Semakin banyak jawaban C dan D, semakin siap kamu untuk MOVE UP!
Inilah saatnya: Naik level dengan Al-Qur’an
π Hidup produktif bukan soal sibuk, tapi soal arah.
π Arah terbaik? Kembali ke Kalam Allah, sumber segala keberkahan.
π Mau bantu orang lain juga naik level lewat Qur’an?
π± INFAK DAKWAH DOA Series = BAYARIN ORANG BELAJAR QUR’AN
➡️ Klik di sini untuk berdonasi
π€ FREE! Gabung Grup DOA untuk dapet insight & reminder tiap pekan:
π Soul Reset – Download Free eBook teman perjalanan buat kamu yang capek jadi kuat terus -
THE NEW ME | Refleksi Diri – Menyentuh Jiwa
“Saat kita belajar hal baru, kita tak lagi menjadi orang yang sama. Kita sedang melahirkan diri yang baru: lebih sadar, lebih lapang, lebih bertumbuh.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar