Pernahkah kamu merasa bahwa sinarmu tak cukup terang untuk dunia ini?
Kita hidup di zaman yang sibuk mengejar cahaya terang. Banyak dari kita berlomba-lomba untuk tampil cantik, memesona, viral, dan bersinar di mata manusia. Namun, dalam kajian pagi tadi bersama Ustadzah Nuzaibah Azzahra, aku tersentak oleh satu kalimat:
“Bukan seberapa terang kamu bersinar, tapi apakah kamu tetap menyala, bahkan saat tak ada yang melihat? Tak bersinar terang, tapi tak pernah padam.”
Inilah yang disebut The Real Glow Up. Bukan tentang menjadi pusat perhatian, tapi tentang bagaimana cahaya iman tetap menyala meski tak disorot siapa-siapa.
Kita Tak Lagi Sama Saat Ilmu Mengubah Kita
Sebagai muslimah, saat kita mempelajari hal baru dalam hidup, kita sejatinya sedang membentuk diri yang baru pula. Maka, ketika kita benar-benar menguasai ilmu tersebut dan mengikatnya dalam amal, kita tak lagi menjadi orang yang sama seperti sebelumnya. Kita berubah. Kita bertumbuh. Kita glow up.
Dan bukan sekadar glow up biasa. Tapi glow up yang Qur’ani, yang merawat iman dan menjaga nyala ruhani.
Bangun Pagi, Untuk Apa Kita Hari Ini?
Salah satu momen reflektif paling jujur bagi seorang muslimah adalah saat membuka mata di pagi hari, lalu bertanya:
“Apa yang bisa aku lakukan hari ini untuk ummat?”
Bukan “apa yang harus kulakukan untuk diriku sendiri”, tapi lebih luas lagi — menyentuh semesta dengan kontribusi, bukan sekadar eksistensi.
Inilah teladan yang diwariskan Rasulullah SAW dan diikuti para sahabat dengan penuh semangat. Mereka tak menunggu disuruh. Mereka otomatis mengikuti. Karena mereka melihat langsung cahaya itu dari Rasulullah.
Istiqomah: Cahaya yang Tidak Viral Tapi Bertahan
Glow up sejati bukan tentang perubahan drastis dan tampilan luar yang mencolok, tapi keteguhan hati dalam meniti jalan kebenaran.
Allah berfirman dalam QS Hud ayat 112:
"Maka tetaplah (di jalan yang benar), sebagaimana engkau telah diperintahkan, dan juga orang yang telah bertobat bersamamu. Dan janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
Ayat ini bukan hanya tentang Rasulullah ﷺ. Ini juga tentang kita yang memilih untuk bertahan di jalan kebenaran, meskipun fitnah datang, meskipun dunia mengajak belok arah. Rasulullah ﷺ pernah berkata, “Yang membuat rambutku memutih adalah surat Hud dan teman-temannya.” Karena beratnya perintah “Fastaqim kama umirta” — istiqomahlah sebagaimana engkau diperintahkan.
Istiqomah bukan sekadar semangat sesaat.
Ia adalah kestabilan batin, keteguhan hati, dan konsistensi yang tenang, meskipun tak tampak mencolok di luar. Ia adalah bentuk ketundukan dan profesionalitas dalam menjalani peran sebagai muslimah — tak melampaui batas, bahkan dalam hal kebaikan.
Glow Up Qur'ani: Tak Viral Tapi Allah Tahu
Glow Up Duniawi | Glow Up Qur'ani |
---|---|
Tampak mencolok di luar | Diam-diam menyejukkan jiwa |
Viral dan mencuri perhatian | Dikenal oleh malaikat, meski tak viral di dunia |
Bisa cepat padam saat ujian datang | Tetap menyala bahkan saat semua meragukan |
Fokus pada penampilan | Fokus pada keteguhan dan amal |
Tak selalu berdampak | Menghangatkan orang-orang di sekitar |
Jangan sampai kita menjadi orang yang kelimpungan di hari kiamat, memohon cahaya karena dulu di dunia hanya mengejar sorot kamera, bukan sorot iman.
Refleksi Diri: Apakah Cahayaku Menerangi Orang Lain?
Refleksi Diri: Apakah Cahayaku Menerangi Orang Lain?
Aku pribadi kerap membuat tulisan dan banyak konten. Tapi hari ini aku merenung… “Apakah benar apa yang aku lakukan ini menebar cahaya? Atau sekadar rutinitas yang tak lagi bernyawa?”
Maka aku ingin mengikat ilmu ini dalam tekad: Untuk tetap menyala, tak peduli seberapa terang atau tidaknya aku terlihat.
Istiqomah itu Perjalanan Kolektif
Kita tak bisa istiqomah sendirian.
Kita butuh lingkaran yang saling menguatkan, komunitas yang saling mengingatkan. Enak rasanya ketika ada sahabat yang menegur dengan lembut saat kita lengah. Jika belum punya circle seperti itu, jadilah pelopornya.
Gabunglah dengan komunitas seperti Sisterfillah atau Ruang Perempuan, tempat para muslimah bertumbuh bersama dalam kebaikan.
Jadilah pelita. Tak perlu terlalu terang. Tapi cukup untuk menerangi hati mereka yang sedang mencari jalan pulang.
Allah Maha Melihat, Walau Dunia Tak Melihat
Allah itu Basir — Maha Melihat.
Sinar kebaikan sekecil apapun yang kita pancarkan akan tetap dihitung dan disaksikan oleh-Nya. Walau tak viral. Walau tak disukai banyak orang. Tapi di akhirat nanti, setiap cahaya itu akan dibangkitkan. Dan saat itu, akan tampak siapa yang menyala karena Allah, dan siapa yang hanya silau sesaat.
"Ya Allah, berikanlah kami cahaya…”
Akhir Kata: Mari Glow Up dengan Makna
Di dunia yang mengagungkan sensasi, glow up sejati adalah menjaga cahaya dalam kesunyian.
Dimulai dari hal kecil. Yang bisa kita lakukan.
Tapi dilakukan dengan niat yang besar dan hati yang sadar.
Dari satu istiqomah, lebih baik dari ribuan nasihat.
Tetap lurus meski dunia berbelok.
Menjalani perintah, bukan keinginan.
Yuk, mulai hari ini:
-
Tanya pada diri sendiri: apa satu kebaikan yang akan aku istiqomahi hari ini?
-
Bagikan artikel ini ke teman-teman muslimahmu. Biarkan cahaya kebaikan tersebar lebih luas.
-
Ingin punya komunitas yang saling menguatkan dalam iman? Gabung bersama kami di Komunitas Sisterfillah dan Ruang Perempuan. Mari bertumbuh, bukan hanya glowing di luar, tapi menyala dari dalam.
Glow up bukan soal terlihat, tapi tetap menyala.
Karena cahaya terbaik… adalah cahaya yang Allah lihat.
Atomic Habits
If you can get 1 percent
better each day for one
year, you'll end up thirty-
seven times better by the
time you're done._
Tidak ada komentar:
Posting Komentar