"The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why."
—Mark Twain
Ketika kita mempelajari hal baru dengan sungguh-sungguh, sejatinya kita sedang membentuk diri yang baru. Pengetahuan bukan sekadar menambah informasi, tetapi menjadi pintu untuk transformasi diri. Dalam refleksi hari ini bersama Coach Sonny Abi Kim di Kajian The Richness of the Soul, kami menyelami makna ambisi — bukan sebagai sesuatu yang kotor, tapi justru sebagai bahan bakar menuju cinta Ilahi.
Antara Ambisi dan Zuhud: Musuh atau Kawan?
Dalam banyak pandangan, kata ambisi sering diasosiasikan dengan keserakahan dan duniawi. Apalagi ketika dikaitkan dengan konsep zuhud — hidup sederhana dan menjauh dari dunia. Namun, sesungguhnya ambisi bukanlah musuh dari zuhud. Ambisi hanya menjadi negatif ketika ia dipandu oleh ego, bukan oleh visi Ilahi.
Zuhud bukan berarti anti-ambisi. Justru orang zuhud memiliki ambisi besar — bukan untuk dunia, tapi untuk berkontribusi. Bukan untuk dikagumi manusia, tetapi untuk meraih ridha Allah.
Menggali Makna Purpose: Mengapa Aku Ada?
Menemukan purpose (maksud hidup) adalah titik balik besar dalam hidup manusia. Ia mengarahkan langkah, menggerakkan energi, dan membentuk keputusan-keputusan penting dalam hidup. Tanpa arah, kita hanya menjalani hidup secara reaktif.
Empat pilar penting dalam menemukan makna hidup:
-
Direction – ke mana kita menuju?
-
Desire – apa yang membuat hati kita menyala?
-
Decision Making – apa yang harus kita pilih dan tinggalkan?
-
Deep Meaningful Life – hidup yang berarti, bukan hanya panjang.
-
Destiny – tempat kita akan bermuara.
Perjalanan Jiwa Menuju Ambisi yang Tunduk
Ada empat fase dalam perjalanan spiritual manusia menemukan tujuannya:
-
Lost in Life – Fase bingung dan kosong arah.
-
Ego Centric Desire – Fase mengejar pencapaian duniawi; jika tercapai belum tentu puas, jika gagal bisa terpuruk.
-
Surrender – Fase berserah. Kita mulai melepas ego, menerima kenyataan, dan mengandalkan Allah sepenuhnya.
-
Humble Ambition – Fase mempersembahkan. Ambisi untuk memberi, bukan mengambil. Berjuang bukan untuk pembuktian, tapi persembahan cinta kepada Allah dan umat.
Kontribusi: Level Tertinggi dari Cita-Cita
Banyak orang punya cita-cita, tapi sedikit yang benar-benar memberi kontribusi. Cita-cita bersifat personal, sedangkan kontribusi berdampak sosial. Orang zuhud tidak sibuk mengoleksi pencapaian, tapi merancang legacy — warisan kebaikan yang tetap hidup setelah dia tiada.
Bandingkan:
-
Cita-cita: Ingin jadi dokter sukses.
-
Kontribusi: Ingin membuka layanan kesehatan gratis untuk dhuafa.
Kita tidak akan ditanya "apa profesimu?" di akhirat. Tapi kita akan ditanya: apa yang kamu persembahkan untuk ummat dan agama ini?
Visi Ilahi atau Visi Nafsu?
Sebelum menetapkan impian, tanya ke dalam hati: "Ya Allah, apa yang Engkau kehendaki dariku?"
Bukan "Ya Allah, ini maunya aku, kabulkan ya."
Melepas ego adalah langkah pertama menuju visi Ilahi. Seperti makna kurban — menyembelih ego dan melepas keterikatan dunia.
Menyusun Hidup dengan IKIGAI
Metode IKIGAI asal Jepang dapat membantu menemukan titik temu antara:
-
Apa yang kita sukai
-
Apa yang dibutuhkan dunia
-
Apa yang bisa kita lakukan dengan baik
-
Apa yang bisa memberi kita penghidupan
Tapi ingat, ini hanya metode. Jangan sampai mengejar self satisfaction semata. Niat kita harus tetap bersandar pada Yaumul Hisab — hari di mana semua amal akan ditimbang di hadapan Allah.
"Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberi manfaat bagi manusia…"
(HR. Thabrani)
"Demi Allah, satu orang diberi petunjuk melalui perantaraanmu, lebih baik dari unta merah."
(HR. Bukhari & Muslim)
Refleksi Akhir: Apa Persembahan Terbesarmu?
Jika esok kita tak lagi ada, adakah dunia kehilangan kita karena kontribusi kita?
Atau justru bersyukur karena kepergian kita membawa lebih sedikit beban?
"Ya Allah, izinkanlah tulisan ini menjadi bagian kecil dari amal yang menghadirkan manfaat dan cinta di jalan-Mu."
Mari kita jadikan ambisi kita sebagai bentuk cinta yang kita persembahkan — bukan untuk dunia, tetapi untuk-Nya.
Kontribusi Untuk Umat
Ingin lebih dalam mengenali perjalanan batin dan menemukan tujuan hidup yang sejati?
Gabung dalam program Innergame Life Coach Academy bersama Coach Sonny Abi Kim — temukan dirimu yang baru, dan mulai menulis kontribusimu untuk dunia!
“GABUNG FREE WEBINAR MENJADI PENCERAH JIWA”
Dapatkan Record kajian + Materi 7 Sesi
🔗 AKSES DISINI
THE NEW ME | Refleksi Diri – Menyentuh Jiwa
“Saat kita belajar hal baru, kita tak lagi menjadi orang yang sama. Kita sedang melahirkan diri yang baru: lebih sadar, lebih lapang, lebih bertumbuh.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar