13 November 2025

Grounding: Saat Jiwa Kembali Menyentuh Bumi dan Menyapa Allah

Grounding bukan sekadar teknik menenangkan diri. Dalam perspektif Islami, grounding adalah perjalanan jiwa kembali berpijak — menyentuh bumi, menenangkan pikiran, dan mengingat Allah dalam setiap napas. Termasuk dalam perjalanan suci seperti Umroh, setiap langkahnya adalah bentuk grounding spiritual yang menuntun hati pulang.

Ketika Jiwa Terlalu Lama di Kepala

Ada masa di mana kita terlalu banyak berpikir, terlalu sering menganalisis,
hingga lupa merasakan.

Kita hidup di kepala —
mengulang skenario masa lalu, mengkhawatirkan masa depan,
sampai lupa satu hal penting: Allah hanya bisa kita temui di saat ini.

Dan di sinilah grounding menjadi pintu pulang.
Pulang ke tubuh, pulang ke bumi, pulang ke hati — tempat Allah menunggu dengan sabar. 🌿

Baca Juga Artikel sebelumnya tentang Hubungan Pikiran, Tubuh, dan Jiwa

Apa Itu Grounding?

Grounding berarti menyadari keberadaan diri sepenuhnya di momen kini.
Bukan tentang melupakan masalah, tapi menenangkan sistem saraf agar pikiran dan tubuh bisa kembali bersatu.

Secara psikologis, grounding adalah teknik self-regulation
cara sederhana untuk mengembalikan tubuh dari kondisi fight or flight menuju rasa aman.

Namun dalam spiritualitas Islam, grounding lebih dalam dari itu:
ia adalah dzikir dalam bentuk kesadaran penuh.
Setiap kali kita hadir dalam gerak tubuh, dalam napas, dalam langkah,
dan menyadari “Allah bersamaku di sini,”
itulah grounding dalam makna paling lembutnya. 🌙

11 November 2025

Hubungan Pikiran, Tubuh, dan Jiwa: Rahasia Healing Alami dan Kesehatan Holistik Islami ala Blue Zone Lifestyle

Temukan hubungan mendalam antara pikiran, tubuh, dan jiwa dalam pandangan spiritual dan ilmiah. Pelajari bagaimana healing alami dan gaya hidup Blue Zone membawa kita pada ketenangan batin dan kesehatan holistik Islami.

Prolog — Sifillah

Ada masa dalam hidup di mana tubuh terasa lelah, pikiran penuh sesak, dan hati seperti kehilangan arah.
Padahal dari luar, segalanya tampak baik-baik saja. Kita bekerja, tersenyum, beribadah — tapi di dalam diri, ada ruang yang sepi… seperti kehilangan “rasa hidup” yang sebenarnya.

Aku pernah sampai di titik itu.
Mencari ketenangan dengan mengubah banyak hal di luar diri — rutinitas, lingkungan, bahkan orang-orang di sekitar. Tapi semakin aku berlari, semakin kusadari bahwa yang perlu disembuhkan bukanlah dunia di luar… melainkan dunia di dalam.

Dan di sanalah perjalanan baru dimulai — perjalanan untuk memahami hubungan antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
Bahwa sakit di tubuh sering kali adalah pesan dari batin yang lama diabaikan.
Bahwa gelisah di hati bisa jadi tanda ada pikiran yang belum berdamai dengan takdir.
Dan bahwa jiwa yang tenang ternyata lahir dari tubuh yang selaras dan pikiran yang ikhlas menerima.

Perjalanan ini mengajarkanku tentang healing alami, tentang bagaimana Allah menanamkan mekanisme pemulihan di setiap sel tubuh kita — asal kita mau kembali menyatukan pikiran, tubuh, dan jiwa dalam kesadaran kepada-Nya.

Tulisan ini adalah undangan lembut untuk kembali pulang.
Pulang kepada diri, dan pulang kepada-Nya. 🌿

10 November 2025

Bicara dari Hati: Seni Mendengarkan dengan Empati untuk Membangun Komunikasi yang Bermakna

Mungkin Selama Ini, Kita Terlalu Sibuk Bicara dan Lupa Mendengar
Meaningful Communication
disampaikan oleh 
Kang Novie Setiabakti
Kajian Meaningful Wais
Refleksi dan penulisan oleh Sifillah

Kita sering ingin dipahami, tapi lupa belajar memahami.

Saat pasangan curhat, kita sibuk membela diri.

Saat anak bercerita, kita buru-buru menasihati.
Padahal, kadang orang cuma butuh didengar.

Dalam kajian Meaningful Communication bersama Kang Novie Setiabakti, aku belajar hal penting yang sering luput dalam hubungan sehari-hari — seni mendengarkan dengan hati, agar setiap percakapan menjadi ruang aman, bukan ajang saling menang.

Seni Mendengarkan: Jalan Sunyi yang Mengalirkan Kedamaian

Pagi ini, Meaningful Ways membuka ruang refleksi yang hangat bersama Kang Novie. Tema yang diangkat tampak sederhana, tapi sesungguhnya menyentuh inti kehidupan: Seni Mendengarkan.”

Sebuah keterampilan yang sering terlupakan, padahal menjadi pondasi dari komunikasi sejati — tempat di mana kasih, pemahaman, dan kedamaian bisa tumbuh.

Komunikasi Dimulai dari Hati

07 November 2025

Letting Go, Letting God – Doa, Kesadaran, dan Pemulihan Jiwa

Inner Healing – Letting Go, Letting God

Saat Kita Belajar Melepaskan, Kita Sedang Belajar Percaya

Inner Healing – Letting Go, Letting God
disampaikan oleh Coach Sonny Abi Kim
Kelas Inner Game Life Coach Academy
Refleksi dan penulisan oleh Sifillah

Dalam perjalanan menjadi the new me, kita sering berpikir bahwa pertumbuhan adalah tentang menambah — menambah ilmu, pengalaman, pencapaian, dan keberhasilan. Namun, semakin dalam kita berjalan, kita menyadari: justru melepaskan adalah bentuk tertinggi dari pertumbuhan.

Melepaskan bukan berarti menyerah, melainkan memberi ruang bagi Allah untuk bekerja dalam hidup kita. Inilah esensi dari Letting Go, Letting God — sebuah proses spiritual dan emosional untuk memulihkan jiwa, menemukan ketenangan, dan kembali kepada fitrah kesadaran.

Coach Sonny Abi Kim dalam kelas Inner Healing: Letting Go, Letting God menjelaskan bahwa proses ini adalah jalan menuju inner peace melalui terapi kesadaran yang disebut Letting Flow Therapy — rangkaian spiritual yang menghubungkan napas, doa, dan afirmasi.

🌸 Letting Flow Therapy: Doa, Napas, dan Kesadaran

Letting Flow Therapy mengajak kita menyaksikan setiap rasa yang hadir dengan penuh sadar, tanpa menolak, tanpa melawan, tanpa menghakimi. Di dalamnya ada empat tahap kesadaran:

  1. Saksikan (Letting Awareness Arise)
    Sadari dan saksikan apa yang sedang terjadi di dalam diri.

  2. Izinkan (Letting Come)
    Izinkan setiap emosi hadir tanpa menutupinya.

  3. Rasakan (Letting Stay)
    Rasakan sepenuhnya, dengan napas yang teratur dan penerimaan total.

  4. Relakan dan Rayakan (Letting Go, Letting God)
    Relakan hasilnya, dan rayakan dengan menyerahkan segalanya kepada Allah.

Empat tahap ini bukan sekadar metode, melainkan latihan spiritual untuk mengembalikan kendali kepada Sang Maha Pengendali.
Sebagaimana doa yang paling lembut adalah doa yang tak terburu-buru, begitu pula penyembuhan diri — ia membutuhkan waktu, kesabaran, dan kesediaan untuk berdiam.

06 November 2025

Ketika Hati Mulai Lelah: 5 Langkah Inner Recovery untuk Menemukan Ketenangan dan Kekuatan Batin

“Ketika hati mulai lelah, jangan menyerah. Temukan 5 langkah inner recovery untuk memulihkan kelelahan batin, mental, dan spiritual bersama Coach Sonny Abi Kim.”

Pagi ini, langit Subuh terasa berbeda. Di antara udara yang lembab dan tenang, ada jeda kecil di dalam hati yang seolah berbisik lirih,

“Ya Allah… aku lelah.”

Kalimat sederhana itu ternyata mampu membuka ruang kesadaran yang dalam.

Betapa sering kita berlari tanpa arah, menumpuk tanggung jawab, menahan perasaan, hingga lupa bahwa hati pun bisa letih.

Kita terbiasa menguatkan diri di depan dunia, tapi tidak selalu memberi ruang untuk beristirahat dalam pelukan Allah.

Kajian Inspirasi Subuh bersama *Coach Sonny Abi Kim* pagi ini kembali mengingatkanku — bahwa lelah bukan musuh, melainkan sinyal lembut dari jiwa.

Bahwa ada seni yang indah dalam berhenti sejenak, berserah, dan kembali memulihkan diri dari dalam.

Dan bahwa tak semua lelah perlu disembuhkan dengan pelarian; sebagian justru perlu disyukuri, karena ia menumbuhkan kedewasaan spiritual dalam diri kita.

Ketika Hati Mulai Lelah

Refleksi Kajian Inspirasi Subuh bersama Coach Sonny Abi Kim
Persembahan: Pesantren Karakter Qur’an

Ya Allah, Aku Lelah...

Ada lelah yang menguras tenaga, tapi ada juga lelah yang justru mendekatkan diri kita kepada Allah.
Kelelahan adalah bagian alami dari spiritualitas manusia — tanda bahwa kita sedang tumbuh, berjuang, dan kadang lupa berhenti.

Namun, bukan tentang lelahnya, melainkan bagaimana kita menyikapinya.
Sebab, dalam setiap letih yang kita alami, tersimpan pelajaran untuk mengenal diri lebih dalam dan kembali menemukan keseimbangan hati.

05 November 2025

Perjalanan Pemulihan Jiwa: Mengalir, Merelakan, dan Menemukan Ketenangan Bersama Allah

“Perjalanan Pemulihan Jiwa” mengajak kita menyelami proses penyembuhan batin melalui metode Letting Flow Therapy: menyaksikan, mengizinkan, merasakan, merelakan, hingga merayakan takdir bersama Allah. Sebuah refleksi mendalam tentang inner healing, ketenangan jiwa, dan ikhlas dalam menghadapi hidup.

Saat Luka Mengajarkan Kita untuk Pulang
oleh Sifillah | The New Me – Mempelajari Hal Baru, Membentuk Diri yang Baru

Setiap manusia pernah terluka. Ada yang memilih menahannya dalam diam, ada yang meluapkannya dalam amarah, ada pula yang mencoba mengabaikannya seolah tak pernah ada. Namun luka yang tidak disembuhkan akan tetap tinggal — menumpuk menjadi sumbatan energi di dalam jiwa.

Aku menyadari, proses healing bukan sekadar berhenti menangis atau melupakan. Ia adalah perjalanan untuk menyaksikan, mengizinkan, merasakan, merelakan, dan akhirnya merayakan semua yang pernah terjadi — bersama kesadaran bahwa Allah senantiasa menyertai.

Inilah yang saya pelajari dari Coach Sonny Abi Kim dalam Kelas Inner Healing: perjalanan memulihkan jiwa bukan tentang melupakan masa lalu, tetapi mengalir bersama takdir dan menemukan makna di baliknya.

Ilmu Sukses dan Ilmu Bahagia Tidak Selalu Sama

Kita sering diajarkan untuk mengejar kesuksesan. Namun sesungguhnya, kesuksesan tidak selalu menyembuhkan luka batin.
Banyak orang terlihat berhasil di luar, tapi hatinya tetap kosong. Sebab, ilmu sukses dan ilmu bahagia adalah dua jalan yang berbeda.
Kesuksesan berbicara tentang pencapaian, sedangkan kebahagiaan berbicara tentang penerimaan.

Dan sering kali, yang kita butuhkan bukan hanya strategi hidup — melainkan kedamaian batin untuk bisa hidup sepenuhnya.

03 November 2025

Bicara dari Hati: Menemukan Makna dalam Komunikasi yang Bermakna

Suara yang Mengubah Dunia Dimulai dari Hati

Oleh Sifillah | Seri The New Me — Belajar Hal Baru, Menjadi Diri yang Lebih Baik

Setiap hari kita berbicara — kepada anak, pasangan, rekan kerja, bahkan kepada diri sendiri.
Namun, pernahkah kita berhenti sejenak dan bertanya: Apakah semua kata itu keluar dari hati yang jernih?

Kadang kita bicara tanpa benar-benar hadir, menasihati tanpa memahami, menegur tanpa menimbang rasa. Padahal lisan adalah jembatan antara hati dan dunia.
Dari lisannya, seseorang dapat membangun cinta, menumbuhkan semangat, bahkan menyalakan harapan.
Namun dari lisan pula, hubungan bisa retak, luka bisa menganga, dan kepercayaan bisa pudar.

Kajian Meaningful Ways bersama Kang Novie Setiabakti (NSB) mengingatkan:

“Bicara bukan sekadar menyampaikan kata, tapi menyalurkan energi dari hati yang hidup.”

Grounding: Saat Jiwa Kembali Menyentuh Bumi dan Menyapa Allah

Grounding bukan sekadar teknik menenangkan diri. Dalam perspektif Islami, grounding adalah perjalanan jiwa kembali berpijak — menyentuh bumi...

Popular Posts