Artikel ini membahas Inner Healing Sesi 11: Menguatkan Jiwa, panduan mendalam dari Coach Sonny Abi Kim tentang cara menghadapi luka batin, menemukan kekuatan jiwa, memahami takdir Allah, hingga praktik Letting Flow Therapy (SIRR). Tulisan ini berisi refleksi, analogi, doa, dan langkah praktis untuk mencapai ketenangan, keringanan hati, serta jiwa yang lebih besar dan ikhlas dalam menjalani hidup.
Menguatkan Jiwa: Menemukan Kejernihan Setelah Segala Luka
(oleh Sifillah – pembelajar Inner Game Life Coach Academy)*
Prolog: Rasa Syukur yang Menenangkan Jiwa
Di kelas Inner Healing, ada satu momen yang sulit dilupakan: saat Coach Sonny Abi Kim membuka sesi tentang Menguatkan Jiwa. Ada rasa syukur yang menetes lembut—bahwa Allah menghadirkan perjalanan ini bukan untuk menghakimi kita, tetapi untuk menguatkan hati yang selama ini mungkin pecah, lelah, atau terabaikan.
Duduk dalam lingkaran pembelajaran itu membuat saya sadar:
Bahwa setiap detik perjalanan menuju Allah adalah perjalanan kembali kepada diri sendiri—dalam bentuk yang lebih utuh, lebih ikhlas, dan lebih tenang.
Inilah sesi yang membuka pintu pemahaman baru:
Bahwa jiwa yang kuat tidak lahir dari hidup tanpa masalah, tetapi dari jiwa yang memilih untuk tetap lembut di tengah gelombang kehidupan.
Menguatkan Jiwa: Apa yang Sebenarnya Membuat Jiwa Menjadi Kuat?
Sesi ini dimulai dengan cerita sederhana.
Suatu hari, Coach Sonny berkunjung ke sebuah pesantren. Seorang kyai berkata:
“Kita harus punya cita-cita menjadi orang besar.”
Kalimat itu terasa ringan, tetapi juga membuat tercekat.
Apa arti menjadi orang besar?
Apakah ia berarti dihormati manusia? Populer? Disukai banyak orang?
Ternyata tidak.
Menurut sang kyai, “orang besar” adalah orang yang hidupnya lapang, jiwanya stabil, tidak mudah sedih berlarut, tidak tenggelam dalam kekhawatiran. Seorang yang berjiwa besar.
Makna ini kemudian diperdalam oleh firman Allah:
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali (kekasih) Allah itu
tidak ada rasa takut pada mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.”
(QS. Yunus: 62)
Orang besar bukanlah yang tampak hebat di mata manusia.
Orang besar adalah yang hebat di mata Allah.