“Saya tidak merasa cocok di kelompok mana pun. Tapi bukan berarti saya anti-sosial. Saya bisa dekat dengan orang, hanya saja tidak pernah merasa benar-benar ‘menjadi bagian’.”
Apakah Anda pernah merasakan hal yang sama? Nyaman bergaul, tapi sekaligus merasa seperti “orang luar” dalam sebuah kelompok? Jika iya, bisa jadi Anda termasuk dalam kategori kepribadian yang belakangan ini semakin banyak dibicarakan: otrovert.
Konsep ini diperkenalkan oleh psikiater asal Amerika Serikat, Dr. Rami Kaminski, sebagai alternatif baru selain introvert, ekstrovert, dan ambivert. Menariknya, kepribadian ini dianggap bisa menjelaskan pengalaman unik yang selama ini sulit diletakkan dalam kotak-kotak kepribadian klasik.
Mari kita mengenal lebih dalam.
Apa Itu Otrovert?
Istilah otrovert berasal dari kata Spanyol “otro” yang berarti “lain” atau “yang berbeda”, lalu digabungkan dengan akhiran -vert sebagaimana introvert atau ekstrovert. (Oprah Daily)
Dr. Kaminski menjelaskan bahwa otrovert adalah individu yang ramah, pandai berhubungan secara personal, namun tidak pernah benar-benar merasa “menjadi bagian” dari suatu kelompok. Mereka bisa hadir dalam lingkaran sosial, bahkan diterima dengan baik, tetapi tetap memiliki jarak emosional terhadap identitas kolektif atau tradisi kelompok.
Dengan kata lain, otrovert tidak kesulitan berhubungan dengan orang per orang, tapi merasa asing terhadap dinamika kelompok secara keseluruhan.