04 Desember 2025

Menguatkan Jiwa: Strategi Islami untuk Menata Emosi dan Bangkit dari Tekanan Hidup

Artikel ini membahas Inner Healing Sesi 11: Menguatkan Jiwa, panduan mendalam dari Coach Sonny Abi Kim tentang cara menghadapi luka batin, menemukan kekuatan jiwa, memahami takdir Allah, hingga praktik Letting Flow Therapy (SIRR). Tulisan ini berisi refleksi, analogi, doa, dan langkah praktis untuk mencapai ketenangan, keringanan hati, serta jiwa yang lebih besar dan ikhlas dalam menjalani hidup.

Menguatkan Jiwa: Menemukan Kejernihan Setelah Segala Luka

(oleh Sifillah – pembelajar Inner Game Life Coach Academy)*

Prolog: Rasa Syukur yang Menenangkan Jiwa

Di kelas Inner Healing, ada satu momen yang sulit dilupakan: saat Coach Sonny Abi Kim membuka sesi tentang Menguatkan Jiwa. Ada rasa syukur yang menetes lembut—bahwa Allah menghadirkan perjalanan ini bukan untuk menghakimi kita, tetapi untuk menguatkan hati yang selama ini mungkin pecah, lelah, atau terabaikan.

Duduk dalam lingkaran pembelajaran itu membuat saya sadar:
Bahwa setiap detik perjalanan menuju Allah adalah perjalanan kembali kepada diri sendiri—dalam bentuk yang lebih utuh, lebih ikhlas, dan lebih tenang.

Inilah sesi yang membuka pintu pemahaman baru:
Bahwa jiwa yang kuat tidak lahir dari hidup tanpa masalah, tetapi dari jiwa yang memilih untuk tetap lembut di tengah gelombang kehidupan.

Menguatkan Jiwa: Apa yang Sebenarnya Membuat Jiwa Menjadi Kuat?

Sesi ini dimulai dengan cerita sederhana.
Suatu hari, Coach Sonny berkunjung ke sebuah pesantren. Seorang kyai berkata:

“Kita harus punya cita-cita menjadi orang besar.”

Kalimat itu terasa ringan, tetapi juga membuat tercekat.
Apa arti menjadi orang besar?
Apakah ia berarti dihormati manusia? Populer? Disukai banyak orang?

Ternyata tidak.

Menurut sang kyai, “orang besar” adalah orang yang hidupnya lapang, jiwanya stabil, tidak mudah sedih berlarut, tidak tenggelam dalam kekhawatiran. Seorang yang berjiwa besar.

Makna ini kemudian diperdalam oleh firman Allah:

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali (kekasih) Allah itu
tidak ada rasa takut pada mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.”

(QS. Yunus: 62)

Orang besar bukanlah yang tampak hebat di mata manusia.
Orang besar adalah yang hebat di mata Allah.

Di Mata Allah, Kekasih-Nya Justru Tersembunyi

Hari ini banyak manusia ingin dicintai manusia:
dicintai teman, disukai pejabat, diikuti banyak pengikut, ingin populer.

Namun, kekasih Allah justru sering tidak dikenal manusia.
Ada ulama masyhur (dikenal), dan ada ulama mastur (disembunyikan).
Kekasih Allah itu tidak sibuk mencari sorotan dunia, tetapi dikenal oleh Rabb-nya.

Jiwa besar bukan tentang panggung.
Ia tentang kedalaman relasi seseorang dengan Allah.

Berjiwa Besar: Mampu Menikmati Pergantian Musim Kehidupan

Orang berjiwa besar adalah mereka yang tenang dengan pergiliran takdir.

Mereka paham bahwa hidup hanyalah musim-musim:

  • Ada musim menangis, ada musim tertawa

  • Ada musim dihargai, ada musim direndahkan

  • Ada musim rezeki lapang, ada musim seret

  • Ada masa kita di atas, ada masa kita jatuh

Maka mereka belajar untuk:

  • Tidak sombong ketika naik

  • Tidak hancur ketika turun

  • Tidak berbangga berlebih dengan apa yang datang

  • Tidak sedih berlebih dengan apa yang pergi

Sungguh, ada saat ketika sahabat tak lagi ada.
Namun bukankah dulu ada masa mesra bersamanya?

Segala sesuatu di dunia memang datang untuk pergi.

Hidup meminta kita merelakan, bukan karena kehilangan,
tetapi karena sejatinya kita tidak pernah memiliki apa-apa.

SIRR: Mengalirkan Segala Rasa

Coach Sonny menyebut ini sebagai ilmu mahal: SIRR—sebuah kesadaran untuk mengalirkan rasa, bukan menahan, bukan memaksa.

Sujud kita, air mata kita—semuanya adalah beautiful surrender.
Tanda kita berkata:

“Ya Allah… bawa aku ke mana pun Engkau kehendaki.
Asal Engkau ridha, aku ridha.”

Ibnul Qayyim berkata:

“Barangsiapa memandang dunia dengan iman,
ia akan selalu menemukan keindahan dalam setiap takdir kehidupan.”

Bunga-bunga hati—syukur, sabar, ridha, ikhlas—tumbuh dari iman.
Dan zat yang menetapkan takdir adalah Zat yang paling mencintai kita.

Wahai jiwa yang gundah… semuanya adalah indah

Allah tidak pernah menzalimi hamba-Nya.

Dialah yang:

  • mendengar rintihan dalam doa,

  • menerima air mata dalam sujud,

  • dan tidak pernah salah menetapkan takdir.

“Kuatkanlah jiwamu… laa tahzan, innallaha ma’ana.”
Jangan bersedih, Allah bersama kita.

Jiwa yang Kuat Tidak Tumbuh Dalam Semalam

Seseorang tidak bisa menguatkan jiwa tanpa merasakan perihnya proses.
Luka yang tidak diakui justru makin menyakitkan.

Maka kita perlu berani menyelam ke dalam diri:

  • Mengakui: “Ya Allah, aku lelah, aku capek…”

  • Tidak menghakimi diri

  • Tidak terburu-buru sembuh

  • Memberi jeda untuk berhenti sejenak

Menguatkan jiwa bukan berarti memaksa diri terus bergerak.
Diam juga penting.

Jangan pura-pura kuat ketika hati sedang retak.
Jeda adalah ibadah.

Tiga Penentu Kekuatan Jiwa

1. Tujuan Hidup Kita: Dunia Oriented atau Akhirat Oriented

Seseorang akan mudah menjalani hidup ketika tujuannya jelas.

Pendaki menikmati capeknya perjalanan karena ia tahu puncaknya.
Orang diet bisa bahagia meski melelahkan karena tujuannya jelas.

Begitu pula hidup.

Jika dunia menjadi tujuan utama, hidup terasa kacau.
Namun jika akhirat menjadi puncak cita-cita, hidup menjadi ringan.

Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuannya,
Allah cerai-beraikan urusannya...
Dan barangsiapa menjadikan akhirat sebagai cita-citanya,
Allah mudahkan urusannya dan memenuhi hatinya dengan kecukupan.”

(HR. Ibnu Majah)

Dunia itu penting, tetapi ia hanya kendaraan, bukan tujuan.
Seperti oksigen—kita butuh, tetapi bukan tujuan hidup.

2. Seberapa Yakinnya Kita Bahwa Allah Maha Baik?

Allah adalah The Best Planner.
Takdir yang datang pada kita adalah yang terbaik—meski butuh waktu untuk memahaminya.

  • Jika Allah kabulkan doa kita—itu kebaikan.

  • Jika Allah tidak kabulkan—itu lebih baik dari yang kita minta.

  • Jika Allah tunda—itu karena waktu terbaik belum tiba.

“Jika sebuah doa terucap, karunia Allah sedang menanti.”

Pondasi keyakinan seorang berjiwa besar:

  • Allah Maha Tahu — mustahil keliru

  • Allah Maha Benar — mustahil salah

  • Allah Maha Adil — mustahil zalim

  • Allah Maha Bijaksana — mustahil sembarangan

3. Seberapa Mampu Kita Memaknai Masalah? (Finding Meaning)

Kita tidak bisa mengubah kenyataan.
Tapi kita bisa mengubah makna terhadap kenyataan.

Masalah adalah sentuhan Allah.
Cara Allah menarik perhatian hamba-Nya.

Seseorang yang terbiasa memaknai hidup seperti ini akan mudah ridha.
Lidahnya ringan mengucap:

Radhītu billāhi rabban…”
(Aku ridha Allah sebagai Rabbku)

Kalimat yang menenangkan seluruh isi dada.

Letting Flow Therapy – Aliran Jiwa yang Melegakan

Sesi SIRR mengajak kita melewati lima gerbang pengalaman batin:

1) Saksikan (Letting Awareness Arise)

“Saya sadari, saya akui…”

2) Izinkan (Letting Come)

“Saya izinkan rasa ini hadir.
Ini pasti baik pada akhirnya. Pasti ada hikmahnya.”

3) Rasakan (Letting Stay)

Syukur bukan hanya saat bahagia.
Syukur kini hadir bahkan pada luka, kecewa, sakit hati.

4) Relakan (Letting Go)

“Ya Rabbi… tak pernah Engkau tetapkan sesuatu kecuali itu yang terbaik untukku.”

5) Rayakan (Letting God)

“Ya Rabbi, ampuni aku.
Ya Allah, mudahkan ikhlasku semudah napasku…”

Lalu kita menarik napas, menahannya, dan melepaskannya—
seperti melepas semua beban yang menumpuk di dalam dada.

Let’s Practice – Merasakan Ketenangan Hakekat Jiwa

Ketika rasa muncul, ucapkan:

  • “Ya Allah, aku sedih…”

  • “Ya Allah, aku kecewa…”

  • “Aku merasakan ini… karena ini…”

Tarik napas…
Lepaskan…

Biarkan Allah bekerja pada ruang-ruang yang tidak mampu disentuh manusia.

Karena pada akhirnya:

“Ini hidupku, ini jiwaku… semuanya milik-Mu.
Kuserahkan sepenuhnya kepada-Mu.”

INSIGHT PENUTUP: Rasa Tenang, Plong, dan Lega Setelah Menjalani SIRR

Sesi ini mengajarkan saya bahwa menguatkan jiwa bukan tentang menjadi kebal terhadap rasa sakit, tetapi tentang:

  • mampu jujur terhadap diri,

  • mampu membiarkan Allah menyembuhkan,

  • dan mampu percaya bahwa takdir Allah selalu lebih indah dari rencana kita.

Ada rasa plong, seperti dada yang dibersihkan dari kabut panjang.
Ada rasa tenang, seperti ombak yang akhirnya menemukan pantai.
Ada rasa lega, seakan Allah sedang berkata:

“Aku bersamamu. Tenanglah.”

Di titik inilah jiwa menemukan kekuatannya.
Kekuatan yang tidak berisik.
Kekuatan yang tidak memamerkan luka.
Kekuatan yang tumbuh dari kepasrahan, ridha, dan kecintaan kepada Allah.

🌿 Program Premium Pembelajaran Jiwa

Welcome to the Intensive Class The Heart Code❗

Jika kamu merasa perjalanan ini memanggilmu…
Jika kamu ingin belajar lebih terarah…
Jika kamu ingin menjadikan 2025 sebagai tahun pemulihan jiwa…

Maka kelas awal tahun 2026 dari Coach Sonny Abi Kim bisa menjadi langkah terbaikmu.

Intensive Class – The Heart Code (40 Hari Pemulihan Batin)

Yang akan kamu dapatkan:

  • Materi terbaru yang mudah dipahami

  • Bimbingan step by step dengan bahasa ringan

  • 10 sesi LIVE Zoom (pendampingan 40 hari)

  • Riyadhoh harian

  • Fasilitas Q&A pekanan

💰 Special Early Bird: Rp 1,5 juta

👉 Cek informasinya di sini: Intensif Class The Heart Code

Pre-Order Buku The Heart Code – Batch 2 Masih Dibuka

Karya terbaru Coach Sonny Abi Kim
Untuk memahami bahasa hati, mengenali luka, dan menemukan dirimu kembali.

Stok sangat terbatas.

👉 Pesan di sini:
https://Sifillah.Com/POTheHeartCode

Penutup

Jika artikel ini menemani perjalananmu,
silakan tinggalkan komentar, bagikan ke teman yang membutuhkan,
atau simpan sebagai pengingat saat jiwa mulai lelah.

Dan mari terus melangkah bersama–pelan tapi pasti.

Karena setiap proses yang dinikmati akan melahirkan diri yang baru.
The New Me is coming, step by step.

Yuuk belajar perlahan melalui kajian free di:

WEBINAR BERSAMA
Tempat berbagi ilmu yang menenangkan dan membimbing hati kembali pada-Nya.

📲 Klik untuk bergabung: WEBINAR BERSAMA

Karena setiap ilmu yang kita terima dengan hati,
adalah cara Allah menuntun kita menjadi diri yang lebih baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Inner Healing Mastery: Strategi Menikmati Proses dan Sembuh Perlahan dengan Metode Letting Flow

Refleksi pembelajaran Inner Healing Sesi 12 bersama Coach Sonny Abi Kim tentang menikmati proses, merangkul rasa, dan memulihkan diri deng...

Popular Posts