30 November 2025

FINDING PEACE — Belajar Menjadi Manusia yang Damai, Berakar, dan Hadir


Finding Peace: Kedamaian Batin Bukan Hadiah dari Langit, tapi Keterampilan yang Perlu Dipelajari

(Refleksi Kajian “Meaningful Ways” Bersama Kang Harri Firmansyah – HCR.id)
Oleh Sifillah — Blog The New Me

Prolog: Pagi Ini Aku Belajar…

Pagi ini, dalam kajian Meaningful Ways bersama Kang Harri Firmansyah (Designer HCR.id), aku belajar sesuatu yang sederhana… tetapi menghentakkan jiwa:

Kedamaian itu bukan hadiah yang jatuh dari langit.
Ia adalah keterampilan.

Dan sama seperti keterampilan lain, kedamaian perlu dipelajari, dilatih, dan diulang.

Semua orang bilang ingin tenang.
Tapi hanya sedikit yang sungguh-sungguh mau belajar bagaimana cara mencapainya.

Sementara kalau akhir-akhir ini kamu sering merasa:

  • emosi makin mudah meledak,

  • pikiran cepat kusut,

  • hati terasa berat tanpa sebab…

mungkin bukan karena hidupmu kacau, tapi karena cara meresponmu belum naik kelas.

Di kelas ini, aku belajar bahwa kita tidak kurang ilmu.
Yang kurang hanyalah keahlian mengatur energi, bukan sekadar mengatur aktivitas.

Dan pagi ini, insyaAllah, kita akan menyelami:
bagaimana berpindah dari energi rendah (malu–takut–reaktif)
menuju energi tinggi (damai–jernih–bahagia).

Bismillah…

Selamat menikmati perjalanan ini.

Apa Itu Kedamaian? (Peace in Islam)

kedamaian batin menurut Islam, cara tenang, sakinah, salam, mindfulness Islami

1. Menjadi Manusia yang Berakar

Kang Harri membuka sesi dengan satu analogi yang menancap kuat:

“Jika akar suatu pohon tercabut, yang terjadi bukan guncangan—tapi bencana.”

Begitu pula manusia:

🌿 Akar = hubungan intens dengan Allah
🌿 Batang = prinsip hidup
🌿 Daun = keteduhan bagi sesama
🌿 Ranting = kontribusi untuk alam & manusia lain

Manusia yang damai bukan manusia tanpa masalah,
tetapi manusia yang akarnya kokoh, sehingga angin tidak mudah menerbangkannya.

Pertanyaan reflektif:

“Apakah Allah ridha dengan pikiran ini?
Apakah Allah ridha dengan respon ini?”

Inilah fondasi kedamaian sejati.

2. Tujuan Belajar Finding Peace

Sesi ini tidak hanya tentang “merasa tenang”, tetapi:

a. Memahami kedamaian menurut Islam:

  • Sakinah: ketenangan batin

  • Salam: keselamatan fisik, batin, dan relasi

b. Menguasai teknik regulasi diri yang:

  • relevan secara psikologis

  • selaras dengan Qur’an & Sunnah

  • mudah dipraktikkan

c. Mampu mengubah respon—bukan hanya suasana hati.

3. Latihan Pembuka: “Momen Paling Damai dalam Hidupmu”


latihan mindfulness Islami

Kang Harri mengajak kami menyebutkan momen paling damai yang pernah kami alami:

Latihan ini disebut Theater of Mind:
mengaktifkan pusat kedamaian dalam otak melalui memori sensorik.

Karena kedamaian tidak selalu harus dicari—kadang hanya perlu diakses kembali.

4. Pelajaran Kedamaian dari Alam & Ibu Pertiwi

Kedamaian dari alam, mindful awareness

Kang Harri berkata:

“Alam tidak marah. Alam memperbaiki diri dari ulah manusia.”

Alam itu jujur. Ia merawat meski sering disakiti.
Dan manusia damai adalah manusia yang:

  • peka pada lingkungan,

  • tidak acuh,

  • mengembalikan bumi kepada fitrahnya.

“Di rumah semua boleh sakit kecuali ibu.
Di bumi semua boleh retak kecuali fondasinya.”

5. Belajar dari Tanaman: Ketulusan & Kejujuran

Tanaman itu tidak berpura-pura.

Ia memberi oksigen, meneduhkan, menyerap karbon—tanpa pamrih.

Kita pun diajak menjadi manusia yang:

  • jujur dengan diri,

  • tulus dalam niat,

  • menjalankan peran tanpa iri,

  • tidak hidup untuk validasi.

Damai berawal dari kejujuran kecil.

Manusia damai = manusia yang meniru sifat tanaman:
jujur, tulus, bertumbuh, memberi manfaat.


6. Mindfulness Islami: Mengakses Damai dari Momen Sederhana

Kedamaian bisa datang dari:

  • suara hujan,

  • sujud terlama,

  • embusan angin,

  • senyum orang tua,

  • dekapan keluarga,

  • aroma tanah setelah hujan.

Damai itu tidak mahal.
Ia hadir setiap hari—kalau kita bersedia berhenti sejenak.

7. Makna Peace Menurut Islam

Peace = ketenangan hati + kejernihan pikiran.

a. Tenang di hati

Hati yang hadir, stabil, lembut, dan yakin Allah dekat.

b. Tenang di pikiran

Ketika pikiran jernih:

  • respon jadi matang

  • emosi lebih terarah

  • niat kembali murni

Kedamaian bukan hilangnya masalah, tapi kemampuan menahan diri untuk tidak reaktif.

8. Transisi Energi: Dari Rendah ke Tinggi

Energi rendah:

❌ malu berlebihan
❌ takut
❌ mudah marah
❌ sensitif
❌ overthinking

Energi tinggi:

✅ damai
✅ jernih
✅ kuat
✅ sabar
✅ menerima
✅ bahagia

Cara berpindahnya melalui 4 langkah sederhana:

  1. Sadar sensasi

  2. Namai emosi

  3. Tautkan dengan nilai & syariat

  4. Respon sebagai manusia yang berakar

9. Grounding: Teknik Praktis agar Tidak Meledak

Grounding Islami, cara mengatasi overthinking

Ini salah satu inti penting yang Kang Harri garis bawahi.


A. Grounding 5–4–3–2–1

(5) Lima yang Bisa Dilihat

Sebutkan 5 benda di sekitar.

(4) Empat yang Bisa Disentuh

Rasakan teksturnya.

(3) Tiga Suara yang Bisa Didengar

Dengarkan tanpa menilai.

(2) Dua Aroma yang Bisa Dihirup

(1) Satu Hal yang Membuatmu Merasa Aman

Dzikir, tahajud, atau nafas pelan-pelan.

Grounding ini menurunkan kecemasan dan membawa kita kembali “membumi”.


B. Grounding + Dzikir (Talbiyah)

grounding Islami, dzikir menenangkan hati 

Ketika grounding digabung dengan dzikir, ia berubah menjadi ibadah.

Seperti talbiyah:

“Labbaik Allahumma labbaik…
Hatiku tunduk. Nafasku pasrah.
Semua milik-Mu, ya Rabb.”

Bahkan sebelum sampai ke Makkah pun,
kita bisa berhaji dengan hati.

10. Fokus pada Tanda-Tanda Allah

Mindfulness Islam

Sering kita fokus pada “tanda-tanda manusia”:
orang bahagia, orang sukses, orang jatuh—hingga kehilangan arah.

Padahal Allah berfirman:

Dalam pergantian siang dan malam terdapat tanda-tanda.

Tanda-tanda Allah ada pada:
👁 penglihatan
👂 pendengaran
🤲 sentuhan
💧 kejadian kecil

Jika fokus ke tanda manusia → cemas
Jika fokus ke tanda Allah → tenang

11. Teknik CBT Islami: Catch – Check – Change

1) Catch – Tangkap pikiran otomatis

Contoh:
“Kalau gagal, habislah aku.”

2) Check – Periksa kebenaran

“Nyatanya aku pernah gagal, tapi aku pulih.”

3) Change – Ubah keyakinan

“Kalau gagal, aku belajar. Allah bersamaku.”

Ini membuat jiwa kembali rasional dan ruhani kembali tertaut.

12. Labeling Emosi: Emosi Itu Sinyal, Bukan Musuh

Emosi bukan masalah. Emosi adalah pesan.

  • Sebal → value berbenturan

  • Marah → ada ketidakadilan

  • Sedih → ekspektasi tidak sesuai

  • Takut → hidup di masa depan

Saat emosi muncul:

  1. Namai

  2. Terima

  3. Pahami pesannya

  4. Kelola responsnya


13. Penutup: Kembali Menjadi Manusia yang Lebih Manusia

Tarik napas… hembuskan perlahan.

Hari ini bukan hanya tentang “menjadi tenang”.
Hari ini tentang menjadi manusia yang berakar:

  • akarnya ke Allah

  • batangnya kokoh

  • daunnya meneduhkan

  • rantingnya menguatkan

Semoga ilmu ini membuka pintu:

✨ Sakinah di hati
✨ Salam dalam hidup
✨ Syukur yang membesarkan jiwa

Dan semoga setiap respon kita hari ini menjadi sebab Allah mendekatkan kita pada-Nya.

INSIGHT:

Damai adalah disiplin.
Tenang adalah hasil.
Hadir adalah ibadah.

Jika kita melatihnya setiap hari, maka hidup tidak perlu menunggu “momen luar biasa” untuk terasa indah.

Ayo Mulai Hari Ini

Jika kamu ingin lebih konsisten membangun kedamaian, mulai dengan langkah kecil ini:

🌿 5 menit grounding setelah bangun
🌿 1 jurnal emosi setiap malam
🌿 1 dzikir talbiyah saat hati berat
🌿 1 keputusan yang kamu ambil dalam keadaan sadar

Cobalah satu latihan grounding hari ini.
Hanya 3 menit.

7 HARI PROGRAM FINDING PEACE

Rutinitas Kedamaian Islami: Praktis, Ringan, Menguatkan Ruh & Jiwa

🔸 HARI 1 — Melambatkan Jiwa

Niat:
“Ya Allah, lembutkan ritme hidupku. Ajari aku berhenti berlari.”

Praktik:

  • Tarik napas dalam 4 detik, tahan 2 detik, hembuskan 6 detik (5 kali).

  • Letakkan tangan di dada dan ucapkan perlahan: “Aku di sini. Aku aman bersama Allah.”

Refleksi:
Apa yang paling membuatmu tergesa sejauh ini?

Doa:
Allahumma innī a‘ūdzu bika min qalbin lā yakhsha’…
(Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari hati yang tidak khusyuk.)

🔸 HARI 2 — Membersihkan Pikiran

Niat:
“Ya Allah, tuntun aku untuk memilah yang penting dan melepas yang memberatkan.”

Praktik:

  • Ambil kertas kecil.

  • Tulis 3 hal yang mengganggu pikiranmu.

  • Lingkari satu yang bisa kamu lepaskan hari ini.

  • Ucapkan: “Aku serahkan ini pada-Mu.”

Refleksi:
Apa yang selama ini kamu pegang terlalu erat?

Doa:
Hasbunallāhu wa ni‘mal wakīl.

🔸 HARI 3 — Grounding & Ketenangan Tubuh

Niat:
“Ya Allah, kuatkan tubuhku sebagai kendaraan ibadah.”

Praktik:

  • Letakkan kaki menapak lantai.

  • Sadari 5 inderamu:
    1 yang kamu dengar
    1 yang kamu lihat
    1 yang kamu rasakan di tubuh
    1 aroma
    1 hal yang kamu syukuri

  • Rasakan energi stabilnya.

Refleksi:
Bagian tubuh mana yang sering menahan stres?

Doa:
Rabbī inni massaniyadh-dhurru wa anta arhamurrahimīn.

🔸 HARI 4 — Detoks Sosial & Ruang Sunyi

Niat:
“Ya Allah, bimbing aku untuk lebih banyak mendengar-Mu.”

Praktik:

  • Matikan notifikasi 30–60 menit.

  • Duduk tenang tanpa gadget.

  • Ucapkan istighfar perlahan 33 kali.

Refleksi:
Apa rasanya memiliki ruang tanpa distraksi?

Doa:
Wa fawwadtu amrī ilallāh. Innallāha bashīrun bil ‘ibād.

🔸 HARI 5 — Meninggikan Syukur

Niat:
“Ya Allah, lapangkan dadaku dengan rasa cukup.”

Praktik:

  • Ambil jurnal/smartphone.

  • Catat 3 nikmat kecil hari ini:
    🌿 udara…
    🌿 seseorang…
    🌿 momen kecil yang menghangatkan hati…

Refleksi:
Bagaimana perasaanmu setelah menuliskan syukur kecil?

Doa:
La’in syakartum la-azīdannakum…
(Jika kamu bersyukur, pasti Aku tambah.)

🔸 HARI 6 — Healing melalui Doa & Surrender

Niat:
“Ya Allah, aku tidak kuat tanpa-Mu. Ambil alih yang aku tak sanggup.”

Praktik:

  • Letakkan tangan di dada.

  • Ucapkan masalah yang sedang kamu sembunyikan.

  • Tuturkan kepada Allah seakan Ia teman terdekatmu.

  • Tutup dengan tawakkal:
    “Aku pasrahkan hasilnya pada-Mu.”

Refleksi:
Hal apa yang paling ingin kamu serahkan pada Allah?

Doa:
Inni massaniyadh-dhurru wa anta arhamurrahimīn.

🔸 HARI 7 — Menata Arah & Membuat Roadmap Tenang

Niat:
“Ya Allah, tuntun langkahku menuju hidup yang Engkau ridai.”

Praktik:

  • Ambil kertas, buat 3 kolom:

    1. Apa yang ingin aku jaga?

    2. Apa yang ingin aku kurangi?

    3. Apa yang ingin aku mulai?

  • Pilih 1 langkah kecil yang bisa kamu lakukan besok.

Refleksi:
Ketenangan seperti apa yang ingin kamu bangun 30 hari ke depan?

Doa:
Rabbishrah lī shadrī. Wayassir lī amrī.

HASIL YANG AKAN KAMU RASAKAN

✔ napas lebih stabil
✔ hati lebih ringan
✔ pikiran lebih teratur
✔ hubungan dengan Allah terasa lebih dekat
✔ fokus, clarity, dan energi kembali mengalir

Ini bukan tentang menjadi sempurna…
Ini tentang kembali pulang ke dirimu, dan kemudian pulang kepada Allah.

Mari Bertumbuh Bersama

Jika hatimu sedang mencari arah, ingin lebih tenang,
dan rindu memperdalam makna hidup melalui ilmu yang menenangkan —
maka bergabunglah dalam WEBINAR BERSAMA

Informasi kajian free yang insyaAllah akan menuntun kita mengenal makna syukur, sabar, dan tauhid dari sisi yang lebih dalam.

📲 Klik untuk bergabung ke salurannya dan dapatkan info kajian berikutnya:
👉 WEBINAR BERSAMA

Karena di setiap ilmu yang kita pelajari dengan hati,
ada bagian diri yang sedang Allah ubah menjadi lebih baik.
Dan di sanalah, The New Me dimulai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Inner Healing Mastery: Strategi Menikmati Proses dan Sembuh Perlahan dengan Metode Letting Flow

Refleksi pembelajaran Inner Healing Sesi 12 bersama Coach Sonny Abi Kim tentang menikmati proses, merangkul rasa, dan memulihkan diri deng...

Popular Posts