A. Apa itu Luka Batin
Luka batin adalah kondisi hati yang terluka, dalam konteks ini disebabkan pola asuh masa kecil. Sebab-sebab luka batin antara lain:
1) Dipaksa, yaitu orang tua menekankan agar anak melakukan/tidak melalukan sesuatu dengan nada suara tinggi atau ancaman fisik.
2) Kekerasan verbal, bisa berupa bentakkan, olok-olok, hinaan, atau membanding-bandingkan.
3) Kekerasan fisik, bisa berupa dicubit, dijewer, dijambak, ditendang, dipukul, dikunci di sebuah ruangan, disiram/diguyur paksa, diikat, disabet.
4) Menyaksikan kekerasan, baik orang tua ke saudara maupun ayah ke ibu.
5) Menyaksikan perilaku menyimpang orang tua, seperti selingkuh, judi, atau mabuk.
6) Menyaksikan pertengkaran kedua orang tua.
7) Mengalami pelecehan seksual, baik sekedar disentuh maupun rudapaksa.
B. Apa Dampak Luka Batin?
Dampak luka batin adalah menciptakan pola emosi negatif dimana pola ini berlanjut selamanya sampai luka batinnya diterapi.
Pola emosi negatif itu seperti mudah tersinggung bila dikritik, atau tidak bisa mengungkapkan pendapat karena menahan emosi yang meluap dalam hati.
Pola emosi selalu menciptakan pola pelampiasan sebagai penawar, artinya ada perilaku yang khas untuk mengobati luka batin.
Perilaku itu diantaranya adalah mudah menghabiskan uang, senang beraktivitas di luar, nyaman dipuji sehingga mudah dimanfaatkan/diperdaya orang lain, atau sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain sehingga terpacu kerja keras sampai mengorbankan kesehatan.
Selain itu, luka batin menimbulkan trauma dan menariknya, trauma justru membuat pikiran sering mengimajinasikan trauma itu.
Pikiran fokus kepada trauma dan tanpa sadar justru mengarahkan hidup pada pengalaman serupa. Ini alasan seorang wanita yang diselingkuhi pasangannya adalah anak gadis dari ayah yang selingkuh juga.
Membenci perselingkuhan justru mengalami apa yang dibenci itu. Sebab apa yang paling dirasakan justru menjadi apa yang paling sering dipikirkan. Apa yang paling sering dipikirkan justru itu yang didapatkan.
C. Hukum Pikiran
Membahas luka batin mesti memahami hukum pikiran agar memiliki pemahaman utuh tentang dampaknya.
Bayangkan dalam pikiran sebuah apel berwarna merah. Maka saat ke luar rumah dan melihat tukang buah, mata hanya akan "menangkap" apel merah sedangkan buah lain bahkan apel hijau tidak terperhatikan.
Ini mirip dengan seseorang yang menyukai mobil Honda Jazz warna merah, maka ia menemukan banyak Honda Jazz merah di jalanan.
Tidak berarti populasi mobil itu bertambah, tapi mata dan pikiran bereaksi saat ada mobil tersebut, dan tidak bereaksi ketika melihat mobil lain atau warna lain.
Pun mirip dengan seorang suami yang mencintai istrinya, ia mampu melihat banyak kebaikan pada diri istrinya. Keburukan istri tidak nampak atau dianggap sepele.
Berbeda saat suami itu berbalik membenci istrinya, maka justru ia tidak melihat dengan kebaikan istrinya dan hanya melihat keburukannya.
Sekali lagi, pikiran fokus pada apa yang paling dirasakan, lalu fokus itu membuat mata mudah menemukan apa yang difokuskan.
Maka memendam benci pada perilaku selingkuh ayah, membuat seorang anak gadis justru membayangkan perselingkuhan terus menerus dan tanpa sadar memperlakukan suaminya seolah-olah berselingkuh.
Seperti sering memeriksa pesan whatsapp, sering mengintrogasi suami sepulang kerja, sering menuduh suami dekat dengan wanita lain.
Perlakuan itu membuat suami merasa diteror dan tidak nyaman, justru mencari kenyamanan ke luar rumah dengan berselingkuh.
Bandingkan bila istri memperlakukan suami dengan baik dan penuh hormat, maka suami nyaman dan justru semakin mencintai istrinya.
Kasus yang sering kami tangani, klien yang mengeluhkan sikap orang lain justru yang diterapi adalah klien tersebut.
Apa luka batinnya sehingga pikirannya fokus pada hal negatif dan merealisasikan hidup yang negatif?
D. Bagaimana Menyembuhkan Luka Batin?
Banyak sekali terapi yang menyembuhkan luka batin, tapi sedikit yang mampu menunjukkan akar luka batin.
Sebab terapi luka batin mesti diawali dengan mengetahui apa akar peristiwa pemicu luka batin. Sama seperti seorang anak lari ke dalam kamar karena ketakutan, maka sebelum menterapi rasa takutnya kenali dulu apa penyebab rasa takut itu muncul.
Dalam kenyataan hidup, emosi yang dipendam memicu pikiran negatif lalu pikiran negatif mendorong perilaku negatif.
Kasus istri mengintrogasi dan mencurigai suami adalah contoh perilaku negatif karena pikiran negatif, karena memendam emosi negatif.
Lalu perilaku negatif itu menghasilkan respon negatif dari orang lain, bisa dari pasangan, anak, orang tua, atau rekan kerja.
Kasus anak melawan orang tua adalah wujud respon negatif anak terhadap sikap negatif orang tua, meski orang tua sering tak paham. Tapi manakala orang tua diterapi, perasaannya damai, pikirannya tenang, sikapnya berubah baik. Anak pun merespon baik.
Jadi bagaimana menterapi luka batin itu?
Setiap luka batin terbentuk karena peristiwa tertentu di masa lalu dimana biasanya peristiwa ini sering dikubur karena memghindari teringat terus sebab hati tak nyaman.
Meskipun dikubur, tapi menjadi anchor atau sewaktu-waktu muncul lagi memori ini dan memicu pelampiasan emosi negatif.
Contoh seorang gadis kecil melihat ayahnya selingkuh, maka dia membenci perilaku ayahnya ini dan menguburnya.
Tapi ketika ada perilaku suami yang mirip dengan ayahnya dulu, memori ayah selingkuh muncul lagi dan membuatnya merasa cemas sekaligus marah.
Padahal suami hanya sering membuka HP sendirian, tapi perilaku itu mirip dengan ayahnya dulu. Itu sebabnya dia menjadi sangat marah dan menuduh suami selingkuh. Padahal belum terbukti.
Memgetahui peristiwa pemicu luka batin tidak bisa dilakukan melalui wawancara, sebab pertama bisa jadi lupa atau memang disembunyikan karena dianggap aib.
Biasanya para terapis menggunakan hipnoterapi agar membuka memori klien kepada peristiwa itu. Meskipun tidak instan, bisa beberapa kali sesi dan setiap sesi bisa 2 jam.
Kami menggunakan metode BehinDsign (Behind The Sign) yaitu menganalisa simbol-simbol pada tanda tangan seseorang untuk menemukan akar luka batin.
Setelah diketahui, barulah mengkoneksikan pikiran ke memori itu sambil mengucapkan kata-kata keikhlasan, kepasrahan, atau pengampunan sampai merasa lega.
E. Bagaimana Tanda Tangan Bisa Dianalisa?
Tanda tangan adalah kumpulan simbol yang ditulis seseorang karena dianggap mewakili pikiran dan perasaannya saat itu.
Meskipun tanda tangan seseorang terlihat mirip, tapi bila beda waktu apalagi beda perasaan saat membubuhkannya, simbol-simbol yang tergores akan berbeda dengan tanda tangan sebelumnya.
Sebabnya perasaan yang berbeda, membuat ritme detak jantung berbeda, membuat otot menekan secara berbeda, menghasilkan simbol yang berbeda.
Saya -Ahmad Sofyan Hadi- sudah menganalisa tanda tangan sejak tahun 2004 dan sampai sekarang menemukan 54 pola simbol tanda tangan.
Lalu tahun 2018 mulai mengajar secara online dan offline analisa tanda tangan kepada umum untuk keperluan terapi luka batin dengan nama BEHINDSIGN.
Simbol-simbol pada tanda tangan hakikatnya adalah tiruan dengan simbol yang ada di alam semesta, mirip dengan simbol logo organisasi yang juga meniru alam.
Misalnya logo padi menggambarkan kemakmuran. Maka dalam tanda tangan pun demikian. Comtohnya simbol tombak yang runcing ke atas, menggambarkan perasaan terancam dari figur otoritas.
Maka orang yang memiliki tanda tangan runcing ke atas, artinya dia memendam kemarahan kepada figur otoritas (bisa ayah, guru, kakak, atau atasan).
Maka respon saat merasa ditekan atau didzalimi adalah melawan dengan perlawanan yang keras. Seolah-olah siap menusuk dengan tombak tadi.
Melalui analisa yang mendalam, kita bisa tahu apa periatiwanya, kapan kejadiannya, siapa pelakunya? Sehingga memiliki ganbaran jelas mengenai akar luka batin.
F. Bagaimana Bila Akar Luka Batin Tidak Diketahui?
Tidak mengetahui akar luka batin sama saja dengan tidak mengetahui akar penyakit seseorang, maka pemgobatan hanya mengobati dampak saja bukan pada sebab.
Misal kulit gatal hanya diolesi minyak, tapi tidak tahu apa akar pemyakitnya. Sangat mungkin, gatal akan muncul kembali karena stimulusnya masih ada.
Luka batin menimbulkan emosi negatif, pikiran negatif serta perilaku negatif. Di satu sisi menahan emosi negatif itu butuh pelarian.
Ada yang memilih keluar rumah daripada memendam marah di rumah, khawatir terlampiaskan ke anak.
Bahkan ada yang memilih menjalin hubungan dengan orang lain yang dianggap bisa memenuhi dahaga kasih sayang, apa dan berapa pun bayarannya.
Ada kasus, seorang suami terpola selingkuh bila incomenya naik. Selama luka batin tidak diketahui, maka terapi hanya menjangkau kulit saja.
Pun anak yang sering keluar rumah karena tidak nyaman di rumah, dilarang tak mempan, diawasi lolos terus, ditekan malah melawan.
Sebab setiap luka batin mencari pelarian atau pelampiasan, diam-diam atau pun terang-terangan.
G. Simbol Tanda Tangan yang Menggambarkan Luka Batin
Pertama simbol huruf pertama dominan, yaitu mengekspresikan perlawanan yang artinya pernah merasa ditekan/disakiti/dipaksa.
Kedua simbol berbalik ke belakang, yaitu ekspresi rasa menyesal yang berarti ada peristiwa yang sangat disesali terjadi di masa lalu.
Ketiga simbol mencoret badan tanda tangan, yaitu ekspresi rasa tidak berharga bahkan terfikir untuk mengkhiri hidup.
Pembahasan tentang ketiga contoh diatas disampaikan melalui zoom meeting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar