Sehatkah keuangan Anda?
Postingan ini adalah Resume dan Catatan Penting Saat Belajar di Kelas KBSI Uang yang disampaikan oleh Teteh Rika Subana, mentor kelas berbenah sadis di hari pertama
Ada orang yang hampir setiap bulan pendapatannya tidak pernah cukup sampai akhir bulan, selalu kekurangan.
Padahal, kalau dilihat dari pendapatannya, entah itu keduanya bekerja atau hanya salah satu yang bekerja,entah itu suami atau istri, rupiahnya tidaklah kecil.
Tapi kenapa kok mereka selalu kekurangan uang,
bahkan tidak sampai akhir bulan?
Tapi kenapa kok mereka selalu kekurangan uang,
Ada beberapa penyebab.
Yang pertama adalah gaya hidup yang tinggi.
Sesuai dengan hukum gaya, ini hukum gaya secara fisika, bahwa gaya itu berbanding lurus dengan tekanan.
Jadi, kalau kita tidak mau banyak tekanan dalam hidup ini, tidak usah kebanyakan gaya,tidak usah maksakan diri untuk membeli tas puluhan juta misalnya.
Padahal, pendapatan kita tidak lebih dari harga tas itu sendiri.
Misalnya, kita tidak usah mengejar setiap handphone yang keluar pre-order dan harganya selangit, padahal kemampuan kita belum sampai sana.
Itu gaya hidup tinggi.
Lalu yang kedua, sebetulnya masih berhubungan,yaitu hobi ngutang.
Ini kebanyakan biasanya ngutangnya keren,pakai kartu kredit sampai batas limit.
Kalau mereka dapat tambahan limit, naik limit itu senangnya minta ampun, padahal itu artinya utang mereka tambah gede.
Dan yang dilakukan adalah hanya membayar cicilan minimum.
Padahal tanpa sadar bunga dari kartu kredit itu semakin berlipat ganda.
Ini kedua hal yang menyebabkan orang tidak mampu mengelak uangnya dan tidak bisa bertahan sampai akhir bulan.
Harus mengambil dari entah itu tabungan atau entah itu malah ngutang.
Gali lubang, tutup lubang.
Ini bukan sedikit yang melakukannya,tapi banyak.
Mudah-mudahan bukan teman-teman salah satunya.
Nah, mari kita cek apakah keuangan kita sudah sehat karena ada ciri-cirinya.
Yang pertama adalah punya dana darurat.
Nah, setiap orang itu wajib.
Wajib punya dana darurat setidaknya 3 kali pengeluaran rutin bulanan.
Ini sebetulnya lebih ke orang-orang yang belum punya pasangan
Kalau sudah punya pasangan alias sudah menikah tapi masih belum punya anak,
ini punya dana daruratnya wajib minimal 6 kali dari pengeluaran rutin bulanan atau biaya hidup bulanan.
Nah, sementara kalau yang sudah menikah,kemudian punya anak, minimal 2 anak,
ini minimal orang itu wajib punya dana darurat sebesar 12 kali biaya hidup per bulannya.
Berarti 12 kali biaya hidup bulanan.
Nah, kemudian yang kedua adalah mampu mengelala hutang.
Jadi, misalkan kita jumlahkan nih semua pembayaran minimum tagihan hutang,
termasuk kartu kredit, kredit kendaraan, kredit rumah, terus kredit dana tunai, misalnya.
Kalau ada, kalau enggak ya enggak usah.
Nah, jumlah total pembayaran segala cicilan.
Utang ini tidak boleh melebihi 35 persen dari penghasilan rutin bulanan.
khusus untuk cicilan kredit perumahan, porsinya enggak boleh lebih dari 30 persen penghasilan rutin bulanan.
Jadi, misalnya gaji bulanan 10 juta, nah maksimal cicilan itu 30 persen dari 10 juta adalah 3 juta.
Kalau cicilan melebihi itu, berarti Anda harus kerja keras untuk membayar pokok utang agar cicilan per bulan bisa turun.
Yang ketiga, harus punya rumah tinggal.
Ini kebutuhan primer dari sandang, pangan, papan, rumah tinggal.
Jadi, punya rumah tinggal ini harusnya jadi indikator.
Apakah keuangan Anda itu sehat atau tidak?
Nah, kadang kita lupa ya, kita bisa santai saja menyicil gadget terbaru,
seri terbaru dengan fitur-fitur terbaru,
entah itu handphone, laptop, tablet, misalnya.
Tapi kalau kita masih engan, masih sulit untuk menyicil rumah, padahal rupiah yang dikeluarkan untuk menyicil gadget itu tidak sedikit juga.
Terus kemudian keempat, punya dana pendidikan anak.
Nah, di sini, di Indonesia, biaya pendidikan ini menjadi ketakutan terbesar dari para orang tua.
Ya, gimana mau nggak takut karena kenaikan biaya pendidikan rata-ratanya ini bisa mencapai 15% per tahun
Jadi, pastikan bahwa Anda sudah menghitung berapa kebutuhan dana pendidikan anak dan sudah berinvestasi untuk mencapainya.
Yang selanjutnya, kelima, punya tabungan hari tua.
Nah, kalau Anda bekerja, menjadi karyawan di sebuah perusahaan, pasti akan ada saatnya pensiun ya.
Nah, untuk Anda yang punya bisnis, ada masanya meneruskan bisnis ke anak.
Terus kemudian, merencanakan dana hari tua itu sangat penting untuk Anda yang nggak rela punya gaya hidup yang menurun di masa depan.
Jadi, kalau nanti di masa tuanya mau tetap seperti sekarang, nyaman, bisa beli ini itu tapi tidak berlebihan, tapi juga masih bisa beli-beli barang yang memang dibutuhkan dan kualitasnya baik.
Nah, kalau mau masa tuanya seperti itu, ya wajib punya dana hari tua atau tabungan hari tua, dana pensiun
Ya, ada orang bilang seperti itu juga.
Yang keenam adalah mampu mengendalikan gaya hidup.
Gaya hidup itu sulit sekali dilepaskan, apalagi bagi Anda yang tinggal di kota besar.
Sah saja untuk mengikuti gaya hidup sepanjang, sepanjang memang kita punya uangnya untuk membiayai itu semua.
Dan bukan ngutang, bukan pakai kartu kredit, bukan nyicil, bukan ngambil dari pos lain, bukan mengambil jatah yang seharusnya bukan dipakai untuk gaya hidup.
Punya proteksi keuangan itu adalah indikator apakah keuangan Anda sudah sehat.
Yang ketujuh, melindungi nilai aset dan nilai ekonomis jiwa Anda itu sangatlah penting.
Satu kejadian sakit keras atau musibah yang dapat melenyapkan rumah, dapat menghancurkan kesehatan keuangan.
Proteksi ini diperoleh dengan asuransi, menambah jumlah kekayaan,diperoleh dengan menabung dan berinvestasi.
Evaluasi kebutuhan proteksi Anda, pastikan Anda punya asuransi yang benar-benar dibutuhkan oleh keluarga Anda.
Bukan sekedar apa yang dijual oleh teman agen asuransi, bukan karena kasihan kepada teman Anda yang kebetulan memang menjadi agen asuransi.
Yang kedelapan, tahu portfolio keuangan keluarga.
Apakah aset Anda hanya ada di rumah tinggal atau sudah tersebar sebagian dalam bentuk aset finansial?
Atau nyaris 100% uang Anda sudah ada di tabungan dan deposito?
Mulai mengetahui portfolio keuangan keluarga.
Lalu, apa lagi ini?
Indikator bahwa keuangan kita itu sehat.
Yang pasti, ketika pengeluaran kita lebih kecil dari pemasukan kita,artinya berarti ini ada banyak sisa yang bisa ditabung.
Ada banyak hal yang berlebih dari pengeluaran kita,maka ini menunjukkan indikator keuangan kita sehat. Tapi kalau sampai minus, artinya ada yang salah dan harus diperbaiki.
Lalu kemudian kalau, ini standar umum ya, karena setiap orang juga bisa menaikkan standarnya.
Kalau tabungan dan investasi itu lebih dari 10%, maka itu keuangan sudah bisa disebut sehat.
Kalau, ya saya nabung sih masih sampai 10% lah, tapi nggak bisa lebih itu, oke tingkatkan lagi.
Tapi kalau nggak bisa nabung selama ini, nah ini ada yang salah.
Lalu kemudian, ada juga nih pengeluaran-pengeluaran yang harus dipantau ketat seperti pengeluaran skincare, kosmetik, pribadi ya, atau misalnya baju yang sebetulnya masih punya banyak gitu, atau nonton atau lain-lain.
Pokoknya ini pengeluaran pribadi yang sifatnya tidak, nggak butuh-butuh amat sebetulnya ya, masih bisa ditangguhkan.
Nah, kalau pengeluaran ini mencapai persentase kurang dari 20% berarti sehat.
Tapi kalau 20% sampai 40%, maka ini harus diperbaiki.
Apalagi kalau sampai lebih dari 40% ini bahaya, ada yang salah dengan keuangan Anda.
Lalu kalau yang terakhir nih, kalau pengeluaran tahunan Anda bisa bersisa, maka itu adalah salah satu indikator keuangan kita sehat.
Kalau nggak ada sisa nih, berarti perlu perbaikan.
Kalau terjadi utang, malah ngutang nih buat kebutuhan tahunan, wah, ini harus diperbaiki.
Kurang lebih itu yang menjadi ciri-ciri apakah keuangan kita ini sudah sehat atau belum.
Silakan cek masing-masing.
Informasi Kelas KBSI KLIK DISINI
#KelasBerbenahSadis
#KelasBerbenahSadisIntermediate
#KBSI28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar