11 Desember 2024

The Dichotomy of Control - Memahami Peta Kendali | Insight Pertemuan 3 Inner Game Life Coach Academy

The Dichotomy of Control: Memahami Peta Kendali

Saat kita membahas perjalanan menuju versi terbaik diri, memahami peta kendali menjadi langkah penting yang sering kali diabaikan. Di pertemuan ketiga kelas Inner Game - Life Coach Academy, saya mempelajari konsep yang sangat berharga: The Dichotomy of Control. Konsep ini membuka wawasan tentang pentingnya membedakan apa yang ada dalam kendali kita dan apa yang tidak.

Healing Dimulai dari Pemahaman

Banyak orang yang terjebak dalam lingkaran stres, luka yang tak kunjung sembuh, rasa sedih yang mendalam, kecemasan berlebih, atau kekecewaan yang terus menghantui. Semua ini sering kali terjadi karena mereka terlalu fokus pada hal-hal yang berada di luar kendali mereka.

Contohnya:

  • Yang di luar kendali: Cuaca.
    Yang di dalam kendali: Menyiapkan payung atau jas hujan, memakai pakaian tebal.

  • Yang di luar kendali: Gempa.
    Yang di dalam kendali: Membuat rumah tahan gempa.

  • Yang di luar kendali: Kemacetan.
    Yang di dalam kendali: Mengatur waktu keberangkatan, memilih rute alternatif, atau menggunakan transportasi umum.

Dengan memahami peta kendali, kita dapat memusatkan energi pada hal-hal yang benar-benar bisa kita ubah. Pemahaman ini menjadi langkah awal untuk menyembuhkan diri dari berbagai luka emosional dan mental.

Fokus pada Kendali Diri


Allah tidak akan menghisab atas hal-hal yang berada di luar kendali kita. Sebaliknya, yang menjadi tanggung jawab kita adalah bagaimana kita merespons situasi tersebut.

Sebuah kutipan dari Ali bin Abi Thalib menegaskan, “Tidak perlu menceritakan tentang kita kepada orang lain, karena yang benci tidak akan percaya, dan yang cinta tidak membutuhkannya.”

Hal ini mengingatkan bahwa membuat semua orang menyukai kita adalah hal yang mustahil dan melelahkan.

Kisah seorang ayah, anak, dan seekor keledai menjadi ilustrasi betapa melelahkannya hidup jika kebahagiaan kita diletakkan pada sikap dan pendapat orang lain. Oleh karena itu, fokuslah pada apa yang bisa kita kendalikan:

  • Sikap dan perkataan orang lain: Di luar kendali.
    Respon kita: Dalam kendali.

  • Masa lalu: Di luar kendali.
    Pelajaran yang diambil: Dalam kendali.

  • Masa depan: Di luar kendali.
    Usaha dan perencanaan: Dalam kendali.

Keyakinan terhadap Hal di Luar Kendali

Untuk dapat berdamai dengan hal-hal yang berada di luar kendali, kita perlu membangun lima keyakinan penting:

  1. Semua terjadi atas izin Allah.

  2. Semua baik dari Allah.

  3. Semua kepahitan dapat menghapus dosa.

  4. Semua bisa menjadi pahala berhadiah surga.

  5. Semua sudah terukur sesuai kesanggupan kita.

Seperti yang disampaikan oleh Syaikh Ibnu ‘Athaillah, “Istirahatkan jiwamu untuk menerima apa yang sudah dalam pengaturan.” Ini menjadi pengingat bahwa ada batasan yang tidak perlu kita atur atau kendalikan.

Bergerak dengan Free Will

Allah memberikan kita free will untuk menentukan pilihan dan bertindak dalam batas-batas syariat. Namun, hasil akhir tetap berada dalam kuasa Allah.

Contoh yang sangat relevan adalah kasus seseorang yang mengalami penderitaan akibat ditipu hingga kehilangan segalanya. Rasa sakit dan penderitaan tersebut adalah qadha dan qadar, yang tidak dihisab. Tetapi, pilihan untuk bertahan atau menyerah adalah free will, yang akan dimintai pertanggungjawaban.

Doa Surrender


Ketika menghadapi situasi sulit, doa menjadi salah satu jalan untuk menguatkan hati:

Yaa Allah, apapun yang di luar kendaliku, apapun yang tidak dapat aku ubah, apapun yang aku alami, apapun yang aku dapatkan, lapangkan hatiku, tenangkan jiwaku, damaikan pikiranku. Untuk apa-apa yang bisa aku ubah, karuniakan kepadaku keberanian untuk melangkah, pertolongan, dan ridha-Mu.

Doa ini mengajarkan tiga hal penting:

  • Berdamai untuk sesuatu yang tidak bisa diubah.

  • Berani mengubah sesuatu yang bisa diubah.

  • Bijaksana membedakan antara keduanya.

Kesimpulan: Langkah Kecil Menuju Perubahan

Memahami peta kendali adalah langkah besar untuk hidup lebih damai. Fokuslah pada pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan yang bisa kita kendalikan. Dengan usaha, doa, dan tawakkal, kita dapat menjalani hidup yang lebih bermakna.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ar-Ra’d: 11,
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.”

Mari kita mulai perubahan dari diri sendiri, karena setiap langkah kecil membawa kita lebih dekat pada versi terbaik diri.

Insight: Tidak semua hal dalam hidup perlu kita kendalikan. Yang perlu kita fokuskan adalah bagaimana merespons, berusaha, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Jadilah versi terbaik dirimu dengan mengelola apa yang ada dalam kendalimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menemukan Tenang dalam Keriuhan: Seni Jeda di Tengah Dunia yang Bising

Pernahkah kita merasa dunia terlalu bising, terlalu cepat, dan terlalu penuh tuntutan? Kita mungkin berpikir, solusi terbaik adalah melarika...

Popular Posts