18 Desember 2024

The Art of Ignorance - Seni Berdamai dengan Apa Kata Orang | Insight Pertemuan 5 Inner Game Life Coach Academy

The Art of Ignorance - Seni Berdamai dengan Apa Kata Orang

Apa sebenarnya penderitaan terbesar manusia? Mungkin sebagian dari kita akan menjawab persoalan ekonomi, hubungan, atau ujian hidup yang berat. Namun, riset dari Prof. Lorry O’Connor menyimpulkan bahwa penyebab penderitaan terbesar manusia adalah terlalu memikirkan apa yang dikatakan orang lain tentang dirinya, atau istilahnya socially prescribed perfectionism. Terobsesi pada ekspektasi sosial sering kali membuat seseorang kehilangan arah dan kebahagiaan sejati.

Berakar pada Ekspektasi Sosial

Banyak orang hidup dalam bayang-bayang opini orang lain. Mereka mencari validasi melalui pujian atau pengakuan sosial, yang sebenarnya adalah bentuk ketergantungan mental. Bahkan, ulama besar seperti Fudhail bin Iyadh pernah mengingatkan bahwa kita sering kali terjebak dalam upaya menunjukkan kedudukan mulia di mata manusia, padahal yang benar-benar penting adalah pandangan Allah.

Sebagai manusia, kita harus belajar melepas harapan pada pujian manusia. Hadis Rasulullah SAW menegaskan: Barang siapa yang mencari rida Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan meridainya dan akan membuat manusia pun ridha kepadanya. Namun, barang siapa yang mencari rida manusia hingga membuat Allah murka, maka Allah akan memurkainya dan membuat manusia juga murka kepadanya. (HR. Tirmidzi).

Pelajaran dari Penyesalan di Akhir Hidup

Dalam buku Top Five Regrets of the Dying karya suster Bronnie Ware, penyesalan terbesar pasien-pasien paliatif adalah:

  1. Terlalu peduli dengan pendapat orang lain.

  2. Tidak memiliki keberanian untuk hidup sesuai keinginan sendiri.

  3. Sulit mengatakan "tidak" pada orang lain.

  4. Takut mengambil risiko.

Penyesalan ini mengajarkan bahwa hidup adalah tentang damai dengan diri sendiri dan fokus pada apa yang benar-benar penting.

Mulai dengan Berdamai dengan Diri Sendiri

Langkah pertama untuk berdamai dengan apa kata orang adalah berdamai dengan diri sendiri. Berdirilah di depan cermin, dan renungkan wajah yang telah melalui berbagai perjuangan hidup. Setiap luka, setiap cerita, adalah bagian dari perjalanan unik yang Allah takdirkan untuk kita. Jangan bandingkan hidupmu dengan orang lain karena setiap orang memiliki medan juang yang berbeda.

Hidup bukan perlombaan, tetapi perjalanan. Allah tidak menilai hasil, melainkan proses. Sekecil apa pun pencapaian kita, itu tetap layak untuk dihargai dan disyukuri. Dengan berhenti membandingkan diri dengan orang lain, kita juga akan berhenti mencari validasi eksternal untuk merasa berharga. Kebahagiaan sejati hadir ketika kita mampu berdamai dengan diri sendiri sambil terus berusaha meningkatkan kualitas diri.

Apa Kata Orang?

Seandainya kita tahu betapa cepatnya orang melupakan kita setelah kematian, maka mencari perhatian siapa pun selain Allah akan terasa sia-sia. Kebutuhan dasar manusia seperti pengakuan, perhatian, penghargaan, dan kasih sayang dapat kita cari hanya kepada Allah. Sifat-Nya yang Maha Menghargai (Asy-Syakur) memastikan sekecil apa pun amal yang kita lakukan, tetap mendapatkan apresiasi dari-Nya.

SELF APPRECIATION: Menulis Surat Cinta Untuk Diri

Wahai Aku,

Mulai saat ini aku putuskan untuk berdamai dengan apa pun kondisi yang telah terjadi padamu, sekecil apa pun.

Dan maafkan aku jika selama ini aku sering membandingkan dirimu dengan orang lain, sehingga membuatmu terluka. Jangan khawatir, in syaa Allah aku berjanji akan terus memperbaiki diri.

Wahai Aku,

Terima kasih ya, engkau sudah bersabar dan berjuang sampai di titik ini. Jangan menyerah, karena penilaian akhir adalah milik Yang Maha Rahman dan Maha Rahim. Dia Maha Mengetahui usaha kita, lagi Maha Bijaksana.

Lov u coz Allah, diriku.

Kesimpulan dan Motivasi

Untuk berdamai dengan apa kata orang, fondasinya adalah berdamai dengan diri sendiri. Lepaskan kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, dan kasih sayang dari manusia. Alihkan fokus pada rida Allah. Mulailah menghargai setiap langkah kecil yang telah kita capai. Ingatlah, hidup bukan tentang menang atau kalah, tetapi tentang berlomba dalam kebaikan dan menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

Latihan yang dapat dilakukan:

  1. Luangkan waktu untuk refleksi diri setiap hari.

  2. Tulis syukur harian atas pencapaian kecil.

  3. Batasi interaksi yang membuatmu merasa tidak cukup baik.

  4. Perbanyak amal yang hanya diketahui oleh Allah.

  5. Tulis surat cinta untuk dirimu sendiri, dan bacalah saat kamu merasa kurang percaya diri.

Hidup ini adalah tentang perjalanan menuju rida-Nya. Dengan berdamai pada apa yang benar-benar penting, kita akan menemukan kedamaian sejati yang tak tergoyahkan oleh opini manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menemukan Tenang dalam Keriuhan: Seni Jeda di Tengah Dunia yang Bising

Pernahkah kita merasa dunia terlalu bising, terlalu cepat, dan terlalu penuh tuntutan? Kita mungkin berpikir, solusi terbaik adalah melarika...

Popular Posts