Pahala jihad adalah puncak kenikmatan: jannah (surga)! Maka, siapa yang tak ingin mendapatkannya? Persoalannya, bagaimana dengan wanita dan terlebih bagi mereka yang berstatus sebagai ibu rumah tangga?
💗ATURAN INDAH
Perhatikanlah, betapa kita harus menggenggam iman yang kuat, mempunyai semangat hijrah yang tinggi, dan memiliki keberanian berjihad yang berkobar sebagaimana arahan ayat berikut ini:
Sesungguhnya Orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan
Allah Maha Pengampun Allah lagi Maha Penyayang. mengharapkan orang-orang (Q.s. Al-Baqarah (2): 218)
Ayat tersebut menjelaskan keterkaitan erat antara tiga hal penting yang dapat memberikan harapan kepada kita untuk memperoleh rahmat Allah. Ketiga hal itu adalah iman, hijrah, dan jihad. Khusus jihad, mari lihat berbagai Janji Allah yang menggiurkan berikut ini:
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di Jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam Jannah Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. (Q.s. Ash-Shaff [61]: 10-13)
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) dari Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (Q.s. At-Taubah [9]: 111)
Terdorong ingin juga mendapat pahala berjihad yang agung dan indah, dahulu di masa Nabi Muhammad , ibu-ibu ingin menyampaikan unek-unek terkait pengaturan jihad yang dirasa kurang adil. Kurang adil?
Rupanya, yang dirasa mengganjal oleh ibu-ibu waktu itu adalah: Kaum laki-laki leluasa untuk berjihad, sementara kaum ibu tidak demikian. Jika mereka terluka, ada pahala besar. Jika terbunuh, sesungguhnya mereka tetap hidup di sisi Tuhan dan dikaruniai rezeki. Sementara kaum wanita, hanya bisa tinggal di rumah. Lantas, apa yang didapatkan kaum wanita?
Maka, diutuslah seorang perempuan-yang diposisikan sebagai utusan kaumnya-untuk menanyakan hal yang dirasa mengganjal tersebut kepada Nabi . Apa jawaban Nabi? Dalam sebuah riwayat disebutkan: Seorang perempuan berkata, "Wahai Rasulullah, aku adalah utusan kaum perempuan kepadamu." Lalu ia menyebutkan keuntungan yang diperoleh kaum laki-laki dari berjihad dan lainnya berupa pahala serta harta rampasan perang. Dan ia berkata, "Lalu apa yang kami peroleh dari semua itu?" Rasulullah Saw. lalu bersabda:
"Sampaikan kepada tiap wanita yang kamu jumpai bahwa ketaatan pada suami dan mengakui hak-haknya, nilainya setara dengan jihad. Namun, sedikit sekali dan di antara kalian yang mampu melakukannya". (H.r. Ath-Thabrani dan Al-Bazzar)
Sangat tampak, sebuah peraturan hidup yang agung dan indah dalam Islam. Jihad seorang suami/kaum laki-laki adalah turun di medan juang. Sementara jihad seorang istri adalah "taat kepada suami serta mengakui hak-haknya". Jihad seorang istri adalah mengurus rumah tangga dengan sebaik-baiknya.
Dengan demikian, duhai para istri, sikap taat kepada suami adalah ciri dari perempuan calon penghuni surga. Sebab, ketaatan seorang istri kepada suami adalah ciri dari perempuan calon penghuni surga. Sebab, ketaatan seorang istri kepada suami-termasuk mengelola urusan rumah tangga dengan baik-mempunyai derajat pahala yang senilai dengan pahala orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Maka, akankah pengaturan indah dari Allah dan Rasul-Nya ini kita kecilkan maknanya? Beralasankah jika kita tak puas dan tak bersyukur atas pengaturan itu?
Terkait jawaban Nabi Saw. di atas, ada redaksi menarik yang perlu kita bahas, yaitu: "Namun, sedikit sekali di antara kalian yang mampu melakukannya". Artinya, ini adalah tantangan bagi para istri. Ada peluang mendapat surga di rumah-dengan tak perlu berdarah-darah di medan jihad-maka maksimalkanlah pemanfaatan jalan kemudahan yang diberikan Allah dan Rasul-Nya itu. Para istri, terimalah dengan ikhlas apa pun skenario yang terbaik dari Allah dan Rasul-Nya
... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Q.s. Al-Baqarah [2]: 216)
Para istri, semoga kita tergolong dalam kumpulan hamba-hamba Allah yang pandai bersyukur terhadap semua Karunia-Nya. Semoga dengan cara itu, kita tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang kufur (lihat surah Al-Baqarah [2] ayat ke-243 dan surah Saba' [34] ayat ke-13).
💗DEKAT, DEKAT!
Jadi, wahai para istri, raihlah surga dengan tetap beramal shalih di rumah dengan tenang. Harus sabar dan ikhlas mengerjakan jihad ini: Taat kepada suami sepanjang dia juga berada dalam ketaatan kepada Allah dan mengelola rumah tangga dengan sebaik-baiknya Terus-teruslah mengamalkan ajaran mulia ini: "Perempuan mana saja yang meninggal, sementara suaminya ridha kepadanya, niscaya ia masuk Surga".
Ustadz Bachtiar Nasir
Semangat pengkaji tetap Istiqomah untuk thalabul Ilmi🙏🙏
Semoga KSI bisa memberikan manfaat buat sahabat semua🙏😍
Tidak ada komentar:
Posting Komentar