Sebuah Pagi yang Mengubah Cara Pandang
Pagi ini, aku kembali duduk menyimak kajian online Meaningful Wais yang selalu menjadi pengingat untuk hati. Ada rasa tenang sekaligus antusias setiap kali menyambut ilmu baru. Seperti membuka jendela, cahaya masuk, dan tiba-tiba pandangan kita lebih luas.
Kajian kali ini menghadirkan Ustadz Andre Raditya dengan tema “Menjemput Rezeki – The Last Level”. Dari awal, beliau sudah menekankan sesuatu yang sederhana tapi sering kita lupakan: solusi hidup itu istighfar.
Kalimat itu menempel kuat di hati. Seakan menegur dengan lembut, “Kamu sudah berusaha, sudah lelah ke sana ke mari, tapi apakah sudah benar-benar kembali kepada Allah dengan istighfar?”
Dan di titik itulah aku merasa, belajar sesuatu yang baru memang mengubah diri kita. Saat kita menguasainya, kita tak lagi sama dengan yang kemarin. Itulah inti dari perjalanan The New Me.
Istighfar: Bukan Sekadar Ucapan, Tapi Napas Kehidupan
Sering kali kita menganggap istighfar hanyalah lafaz di lisan. Namun, Ustadz Andre mengingatkan bahwa istighfar adalah napas kehidupan—sumber ketenangan jiwa.
Allah sendiri menegaskan dalam QS. Nuh ayat 10–12 bahwa istighfar bukan hanya membuka pintu ampunan, tapi juga pintu-pintu rezeki:
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh: 10–12)
Ternyata, istighfar bukan hanya soal dosa masa lalu. Ia adalah kunci masa depan.
Level-Level Rezeki
Dalam kajian ini, ada satu hal yang membuatku tertegun: ternyata rezeki punya level. Semakin tinggi levelnya, semakin erat hubungannya dengan Allah.
1️⃣ Rezeki yang dijamin Allah tanpa syarat – udara, sinar matahari, kesehatan dasar.
2️⃣ Rezeki yang dipaksakan – Allah beri meski kita enggan berusaha.
3️⃣ Rezeki yang diikhtiarkan – datang karena usaha dan kerja keras.
4️⃣ Rezeki yang diminta – hadir lewat doa yang sungguh-sungguh.
5️⃣ Rezeki yang ditransaksikan – ketika kita beramal, berinfak, dan Allah balas dengan lebih baik.
6️⃣ Rezeki dari amalan sunnah – bonus dari Allah karena kita mendekat lewat ibadah tambahan.
7️⃣ Rezeki karena kedekatan dengan Allah – semakin dekat, semakin mudah hidup terasa.
8️⃣ Rezeki karena syukur – semakin kita bersyukur, semakin Allah tambahkan.
9️⃣ Rezeki karena menjauhi maksiat & beristighfar – inilah level tinggi; saat kita menjaga diri, bertaubat, dan terus kembali kepada Allah.
Mendengar ini, aku jadi sadar: betapa banyak dari kita yang berhenti di level ketiga atau keempat. Padahal, rezeki terbaik ada di level kedekatan dengan Allah, syukur, dan istighfar.
Pesan Penting untuk Kehidupan Sehari-hari
Ada kalimat yang menusuk hati dari Ustadz Andre:
π “Kalau ada masalah, jangan buru-buru menyalahkan orang lain. Introspeksi dulu, perbanyak istighfar, dan akui dosa sendiri.”
Karena pada dasarnya, setiap dosa adalah penghalang datangnya rezeki. Dosa juga yang membuat hidup terasa berat. Maka, solusinya sederhana: taubat, syukur, shalat khusyuk, dan istighfar tanpa henti.
Shalat yang benar-benar khusyuk itu bukan hanya rutinitas, melainkan bentuk pengakuan, penyesalan, sekaligus permohonan ampun. Dari situlah hidup kita menjadi lebih ringan.
The New Me – Menjadi Diri yang Baru
Belajar hal baru berarti membentuk diri yang baru. Dari kajian ini aku belajar: jika kemarin aku masih sering mengeluh tentang rezeki, kini aku ingin menjadikannya momen The New Me.
Aku ingin:
πΏ Lebih banyak istighfar, bukan sekadar di lisan tapi dari hati.
πΏ Lebih sering syukur, bukan hanya saat mendapat rezeki besar, tapi juga untuk nikmat kecil yang sering terlupa.
πΏ Lebih menjaga diri dari maksiat, agar jalan rezeki tidak tersumbat.
Karena saat aku menguasai kebiasaan baru ini, aku tak lagi menjadi orang yang sama. Aku adalah The New Me—versi diriku yang lebih dekat dengan Allah, lebih ringan langkahnya, lebih tenang hatinya.
Penutup & Ajakan Kebaikan
Akhirnya aku sadar, setiap ilmu baru yang kita pelajari bukan sekadar menambah wawasan. Ia sedang membentuk versi baru dari diri kita. Dan ketika kita sungguh-sungguh menguasainya, kita berubah.
The only way out is in.
Jalan keluar dari segala masalah bukan di luar sana, tapi dengan kembali ke dalam—ke dalam hati yang penuh istighfar, syukur, dan kedekatan dengan Allah.
πΈ Dan sebagai bagian dari The New Me, mari kita wujudkan perubahan diri dengan tindakan nyata. Salah satunya dengan terus menebar manfaat dan peduli pada sesama.
π€² Bersama Program Satu Hati, kita bisa ikut menguatkan saudara-saudara kita di Palestina dan kaum dhuafa yang membutuhkan uluran tangan.
Setiap donasi adalah langkah kecil yang bermakna besar—menjadi pintu rezeki, ampunan, sekaligus cahaya kebaikan untuk diri kita sendiri.
π Klik di sini untuk ikut berpartisipasi: www.satuhati.biz.id
Barakallahu fiikum π
Semoga kita semua dimudahkan menjadi The New Me—diri yang lebih bersih, lebih dekat dengan Allah, dan lebih banyak manfaat bagi dunia.

.png)
.png)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar